Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
YOGYA– Duka mendalamnya atas wafatnya da’i kondang, KH Syaerozi Lamongan pada Kamis 11 Oktober 2018. Sosok kiai yang dakwah-dakwahnya selalu dinantikan para jama’ah. Ngaji Kiai Syaerozi selalu disukai masyarakat, karena cara penyampaiannya yang sederhana dan mudah dimengerti masyarakat bawah.
Sehari-hari, Kiai Syaerozi adalah pengasuh Pesantren Roudlotul Mutaallimin Sawarejo Moropelang Babat Lamongan. Santrinya beliau ada di pesantren, sekaligus yang lebih banyak adalah masyarakat itu sendiri.
Karena itulah, detik-detik wafatnya kiai Syaerozi juga terkait dengan aktivitas ngaji dan dakwahnya. Kamis malam Jumat itu, 11 Oktober 2018, Kiai Syaerozi ada jadwal mengisi pengajian di desa Turi RT 07/02 Kecamatan Turi, Lamongan, dalam rangka walimatul khitan M Nabil Humam putra Bapak Khunaini dan Ibu Enik Isnawati. Acara ini juga diramaikan dengan Grup Sholawatan Alhaidar Indonesia dari Jombok Sukodadi Lamongan.
“Kamis itu, habis jama’ah magrib, Kiai Syaerozi sudah bersiap-siap untuk mengisi ngaji. Tanpa sebab apapun, beliau sesak nafas. Akhirnya dilarikan ke Puskesmas Moropelang Lamongan. Setelah diperiksa Puskemas, Kiai Syaerozi dinyatakan sudah wafat. Innalillahi wa Inna Ilahihi Rojiun…,” kata Jazuli, santri kalong Kiai Syaerozi yang selalu mengikuti dakwah-dakwahnya.
“Sungguh indah wafatnya Kiai Syaerozi. Semoga beliau khusnul khotimah.” Tambah Jazuli.
Bagi Jazuli, materi ngaji Kiai Syaerozi selalu menyejukkan masyarakat. Beliau bisa membuat jama’ah senyum dan tawa bahkan sampai terpingkal-pingkal. Tapi Kiai Syaerozi sendiri tak pernah terpingkal-pingkal, alias tanpa ekspresi. Itulah keunikan beliau dalam berdakwah di masyarakat.
“Walaupun banyak yang tertawa, tapi semua mendapatkan pesan moral yang sangat berharga. Itulah yang membuat jama’ah begitu kangen dengan beliau. Jama’ah gak pernah bosan dan selalu senang ngaji dengan beliau.” Lanjut Jazuli yang asli Lamongan.
Jazuli yang juga dosen di Yogya ini juga menjelaskan bahwa materi tawasuf mendominasi cara dakwah yang dilakukan Kiai Syaerozi. Di berbagai tempat dan momentum acara apa saja, tasawuf selalu disampaikan Kiai Syaerozi kepada masyarakat.
“Saya kira, tasawuf ini karena Kiai Syaerozi pernah mengaji di Pesantren Langitan. Kiai Syaerozi mengaji langsung dengan almarhum KH Abdullah Faqih, yang dikenal ahli fiqh sekaligus ahli tasawuf. Peran Kiai Faqih sangat terlihat dalam kehidupan dan dakwah Kiai Syaerozi,” lanjut Jazuli.
“Selain mengaji di Pesantren Langitan, Kiai Syaerozi juga pernah ngaji di Pesantren Gontor. Semoga segera lahir penerus perjuangan dan dakwah Kiai Syaerozi di masa depan. Amin,” pungkasnya. (mm)