Cut Nyak Meutia, Kini Kami Meneruskan Perjuanganmu

Cut Nyak Meutia, Kini Kami Meneruskan Perjuanganmu

Cut Nyak Meutia, Kini Kami Meneruskan Perjuanganmu

Mengenang para pahlawan adalah belajar mencintai tanah air. Para pahlawan yang telah gugur di medan pertempuran harus menjadi inspirasi bagi para generasi masa kini. Nama Cut Nyak Mutia begitu menggema di telinga kita, perempuan kelahiran Kureutoe, Pirak, Aceh Utara 1870 adalah salah satu pahlawan bangsa yang banyak berjasa.

Kehidupan Cut Nyak Mutia di lahirkan dari hasil perkawinan Teuku Ben Daud Birak dengan Cut Jah. Ayahnya adalah seorang Uleebalalang di Desa Pirak yang berada pada daerah Keulee Balangan Keureutoe. Ketika dewasa Cut Nyak Mutia dinikahkan dengan Teuku Syamsarif yang mempunyai gelar Teuku Chik Bintara. Teuku Chik Bintara merupakan anak angkat dari Teuku Chik Muda Ali dan Cut Nyak Asiah pernikahan mereka tidak bertahan lama, akhirnya Cut Nyak Mutia bercerai dan kemudian menikah dengan adik Teuku Syamsarif yaitu Teuku Chik Muhamad atau Teuku Chik Tunong.

Perlawanan melawan Belanda awal pergerakan di mulai pada tahun 1901 dengan basis perjuangan dari daerah Pasai atau Krueng Pasai (Aceh Utara) di bawah komando Berang Teuku Chik Tunong mereka memakai taktik geriliya dan sepionase. Selain itu pasukan Cut Nyak Mutia juga sering melakukan sabotase terhadap kereta api, penghancuran hubungan telepon hingga jalur perhubungan untuk mengangkut logistik pasukan Belanda seperti di inoksokon dan Lhoksomawe.

Akhir perjuangan Teuku Chik Muhamad dan Cut Nyak Mutia adalah sebagai akibat dari peristiwa di Meurandhebaya sebelah timur kota Lhoksukon pada tanggal 26 Januari 1905. Pada tanggal 15 Juni 1907, Pasukan Pang Nangare menggempur kembali sebuah bivak. Bersama itu pula dapat di rebut 10 pucuk senapan dan 750 butir peluru serta amunisi. Dalam pertempuran tanggal 24 Oktober di Kurueng Putoe, pasukan Cut Nyak Mutia menghadapi serangan Belanda, disinilah Cut Mutia sahid bersama pasukan muslim lainnya.

Dari profil Cut Nyak Mutia di atas sebagai generasi bangsa kita harus tetap bersemangat membela tanah air, walaupun di negara kita tidak lagi zamannya perang, namun semangat perjuangan harus selalu kita terapkan. Perjuangan yang harus kita lakukan seperti belajar menjaga perdamaian, mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan lain-lain. Cut Mutia engkau adalah pejuang perempuan yang sangat menginspirasi kami semua.

Demikian Cut Nyak Meutia, Kini Kami Meneruskan Perjuanganmu. Semoga Bermanfaat.

Oleh: Hanifah Tri Utami (asli Bantul, siswa kelas VIII MTs Binaul Ummah Bantul)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *