Cerdas Memilih Pemimpin

Khutbah Pertama

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ، اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا إِلٰى دِيْنِ الْقَيِّمَةِ ۞ وَوَفَّقَنَا بِأَسْبَابِ الْاِنْقِيَادِ وَالْإِسْتِطَاعَةِ ۞ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ۞ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ تُنْجِيْ قَائِلَهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۞ بِالْـمَغْفِرَةِ وَالرَّحْـمَةِ الْوَاسِعَةِ ۞ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْوَسِيْلَةِ وَالْفَضِيْلَةِ ۞ وَالشَّرَفِ وَالدَّرَجَةِ الْعَالِيَةِ الرَّفِيْعَةِ ۞ وَعَلٰى أٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ إِلٰى سَبِيْلِ النَّجَاةِ ۞ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ ۞ وَقَدْ قِيْلَ فِيْ كِتَابِ اللهِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Ma’asyiral mu’minina rahimakumullah,

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah, semoga kita mendapatkan rahmat dan ridha-Nya serta mendapatkan kebahagiaan sejak di dunia ini hingga di akhirat nanti. Aamiin..

Hadirin jamaah jumat rahimakumullah,

Kita saat ini berada di tahun politik yang sangat penting untuk menentukan arah masa depan bangsa lima tahun ke depan. Sebentar lagi kita akan mengikuti pemungutan suara Pemilihan Umum Serentak Tahun 2024, yaitu pada hari Rabu Legi, 14 Februari 2024 nanti. Pada saat itu nanti kita akan memilih untuk lima jenis pemilihan, yaitu Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD Provinsi dan anggota DPRD Kabupaten/Kota.

Jamaah jumat rahimakumullah,

Melalui kesempatan ini, saya hanya ingin mengingatkan agar kita semua dapat menggunakan hak pilih kita dengan sebaik-baiknya untuk memilih pemimpin yang terbaik. Secara konstitusional, kehadiran kita di TPS untuk menyuarakan suara kita melalui pencoblosan surat suara memang hanya hak, bukan kewajiban. Dalam hukum positif juga tidak ada yang menyebutkan sanksi apapun bagi orang yang tidak hadir di TPS.

Namun demikian, kita perlu memandang bahwa pemberitahuan atau undangan KPU dan jajarannya agar menggunakan hak pilih di TPS merupakan keharusan yang bersifat darurat untuk menjaga pemerintahan yang sah. Bisa juga dikatakan bahwa kehadiran kita di TPS adalah sebuah kewajiban dalam rangka menjaga tegaknya keberlangsungan pemerintahan yang sah.

Dalam kajian fikih terdapat kaidah sebagai berikut:

مَا لَا يَتِمُّ الْوُجُوْبُ إِلَّا بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ

Artinya: Sesuatu yang tanpanya menjadikan sebuah kewajiban menjadi tidak sempurna, maka sesuatu tersebut menjadi wajib pula.

Tentu saja, sebuah negara akan sempurna apabila memiliki pemimpin dan pemerintahan. Dengan demikian, bisa dikatakan wajib bagi kita sebagai warga negara untuk memilih pemimpin dalam sistem demokrasi ini demi tegaknya pemerintahan yang sah.

Pemilihan Umum memang bukan proses menyulap keadaan yang buruk menjadi baik. Akan tetapi Pemilihan Umum ini merupakan proses yang perlu dilaksanakan dan kita ikuti dalam rangka menjaga keberlangsungan pemerintahan yang sah sehingga aktivitas ekonomi, sosial, politik, budaya, pendidikan, kesehatan, hukum dan lain sebagainya tetap dapat berjalan dengan aman. Meski demikian, kita tentu berharap pemilu dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik dalam semua bidang.

Untuk mencapai harapan itu, kita sebagai pemilih haruslah menjadi pemilih yang cerdas. Pemilih cerdas adalah pemilih yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang calon yang akan dipilih. Pemilih cerdas tidak akan memilih calon hanya berdasarkan emosi atau ajakan orang lain, terlebih ingin memilih karena materi atau politik uang. Seorang pemilih yang cerdas akan memilih calon berdasarkan pertimbangan yang rasional dan berdasarkan program kerja serta visi misi calon yang tersedia. Dalam hal ini, Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada kita di dalam QS. Yusuf ayat 55 berikut ini:

قَالَ اجْعَلْنِيْ عَلٰى خَزَاۤىِٕنِ الْاَرْضِۚ اِنِّيْ حَفِيْظٌ عَلِيْمٌ (يوسف: ٥٥)

Artinya: Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku pengelola perbendaharaan negeri (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga (amanah) lagi sangat berpengetahuan.”

Menurut Profeor Quraish Shihab, kata hafidh yang berarti pemelihara atau penjaga di dalam ayat di atas disebutkan lebih dahulu baru kemudian diikuti dengan kata ‘alim yang berarti berpengetahuan adalah karena pemeliharaan amanah pada diri seorang pemimpin itu lebih penting daripada pengetahuan. Seseorang yang menjaga atau memelihara amanah namun tidak berpengetahuan pasti akan terdorong untuk memperoleh pengetahuan yang belum dimilikinya. Sebaliknya, orang yang berpengetahuan namun tidak amanah bisa jadi hanya akan menggunakan pengetahuannya untuk mengkhianati amanah.

Dengan mengikuti petunjuk Allah melalui Alquran ini, semoga kita benar-benar dapat memperoleh pemimpin yang sesuai dengan harapan kita dan semoga kita senantiasa dalam ridho dan perlindungan Allah. Aamiin Yaa Robbal ‘aalamiin….

بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرّٰحِمِيْنَ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ * أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ * وَأَشْـهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ * اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ * وَعَلٰى أٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلٰى يَوْمِ الْقِيَامَةِ * أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ قِيْلَ فِيْ كِتَابِ اللهِ: اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ * وَعَلٰى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ * وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ * وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ * اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ * وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ * إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُّجِيْبُ الدَّعَوَاتِ * اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ * وَالْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ * وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ * وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ * مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ * مِنْۢ بَلَدِنَا هٰذَا خَۤاصَّةً * وَمِنْۢ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَۤامَّةً * إِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ * رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ * وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.

عِبَادَ اللّٰهِ، اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ.

 

oleh:

Imron Hidayatullah, S. Hum. (Pengurus PC RMI NU Kabupaten Bantul 2019-2023)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *