Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan menyampaikan apresiasi dan ungkapan syukur atas kehadiran nyata negara melalui pelayanan jamaah haji 2019 yang terus membaik. Tidak hanya kepada Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia tetapi juga Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia yang terbukti memberikan pelayanan prima bagi dhuyuufur rahmaan (para tamu Allah Yang Maha Pengasih).
Seperti pengalaman empirik yang dialami Juwariyah Mashud Dullah binti Mashud, jamaah haji Regu 3 Rombongan 4 Kloter 24 Embarkasi Solo yang mengalami diabetes, sempat masuk perawatan di embarkasi saat drop tetapi terus dilayani penanganan kesehatannya sejak dari tanah air, di dalam pesawat dan sampai di Makah. Tanpa pelayanan prima dia tidak akan bisa melanjutkan perjalanan ke tanah suci karena terhalang kesehatannya. Tujuannya tidak lain agar mencapai ridho-Nya, dapat menunaikan ibadah dengan khusu’, sempurna dan mendapatkan predikat haji mabrur.
Sependek pemantauan Ponpes Sunan Kalijaga, ruang lingkup kehadiran pelayanan mencakup berbagai aspek, lintas sektoral, tidak hanya kementerian agama yang menjadi kebutuhan hidup dan kewajiban jamaah haji. Mulai dari administrasi (pendaftar, paspor, visa), transportasi baik di tanah air dan tanah suci (transportasi udara, darat), kesehatan, pemondokan, konsumsi, bimbingan ibadah, keamanan, dan kenyamanan.
Agaknya pelayanan yang baik ini tidaklah lepas dari aspek historis, kerja sama antar negara dan kesungguhan kerja pemerintah untuk hadir melayani warganya. Contoh kebutuhan konsumsi saja sekarang dimasak oleh koki nasional dengan cita rasa tanah air sesuai dengan daerah masing-masing: nasi, ikan nila, patin, telur, tempe, tahu, ayam, sayur terong, timun, kol dan buncis.
Beribadah di tanah suci serasa nyaman dan nikmat seperti di tanah air. Bahkan di kawasan pemondokan, hotel tampak lebih nyaman dan asri karena bertebaran pohon mindi (melia azedarach) dan mimba (azadirachta indica). Pohon yang sekarang masuk kategori langka di Indonesia ternyata ide, bibit penanamannya dari mediang almarhum Presiden Ir. H. Soekarno saat menunaikan haji pada tahun 1955. Ide itu disampaikan presiden kepada mendiang almarhum Raja Fadh bin Abdul Aziz, penguasa saat itu dan terus tumbuh dan berkembang sampai sekarang. Dulu Saudi Arabia lebih dikenal dengan padang pasir dan gunung batu. Kini pohon soekarno terus menyebar, berkembang dan menjadi keindahan, peneduh di tengah suhu yang bisa mencapai 50 derajat celcius.
Bahkan pada tahun ini Presiden Ir. H. Joko Widodo telah mendapatkan kehormatan undangan umroh langsung dari Raja Salman bin Abdul Aziz, dan tambahan kuota 10 ribu jamaah haji. Oleh karena itu jamaah haji terbanyak di seluruh dunia berasal dari Indonesia kecuali pada musim haji akbar yang bebas kuota bagi penduduk lokal. Di manapun titik pijak bumi di Madinah, Makah hampir tidak ada tidak akan bertemu dengan saudara setanah air.
Fakta ini tentu bertolak belakang dengan opini bahwa negara, pemerintah memusuhi Islam dan ulama. Meskipun Indonesia bukan negara agama tetapi Negara Pancasila yang menghormati agama-agama dan melayani semua warga negara tanpa melihat perbedaan ras, suku, agama dan golongan. Adakah pemerintah memusuhi Islam? Jika benar negara memusuhi Islam tentu ibadah akan dilarang ataupun diabaikan begitu saja tetapi hal ini tidak pernah terjadi.
Inilah nikmat besar Tuhan Yang Maha Esa dengan Negara Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sepatutnya disyukuri, bukannya diingkari melalui upaya sparatis, korupsi, teroris maupun ekstrimisme. Semoga seluruh jamaah haji dan jamaah tanah air 2019 sehat afiat, menjadi haji mabrur yang membawa berkah, dan rahmat Allah SWT untuk seluruh bangsa dan negara Indonesia.
Makkah, Saudi Arabia, Senin, 29 Juli 2019
Hormat kami
Beny Susanto
Pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan dan Ketua Regu 3 Romb 4 Kloter 24 Solo