Kemaren malam (Selasa, 5 Februari 2019), dalam perjalanan ke Sleman ndereakken Gus Kareem, Gus Blontank, Gus Anas dan Gus Umar showan Gus Muwaffiq, dalam obrolan tengah malam itu aku dapat bahan cerita dari Gus Kareem, tentang Pak Jokowi. Eh, guse kurang siji, Gus Kobar juga..
Halo Gus… Apa kabar?
Pada saat peresmian pasar Klewer yang baru, 21 April 2017. Diantara kesibukannya, Presiden berpesan kepada Gus Karim agar menemui beliau di bandara nanti jam setengah 4 sore.
“Gus, karena bapak berpesan jam setengah empat, jadi Panjenegan harus siap di bandara dua jam sebelumnya, sebab jadwal bapak bisa setiap saat berubah,” pesan Aspri Presiden.
Oh, iya cerita itu tadi diawali dari cerita Gus Blontank, tentang Paspanpres dari jaman Gus Dur hingga jaman Pak Jokowi, komentar Gus Blontang, “Paspanpres yang ketiban awu adalah paspanpres jaman Gus Dur dan jaman Jokowi, karena sering presiden berubah arah yang menuntut kesigapan paspanpres kapan saja dan di mana saja”.
Gus Kareem dah siap di bandara Adi Sumarmo, buat kencanan ma Presiden, ditemani Gus Ahmad, adiknya dan Mas Eko, pemilik delaer sepeda motor tapi sering menyupiri beliau.
Ditunggu, detik demi detik, menit demi menit dan jam demi jam… Menghitung hari… Eh, kog jadi lebay gini, he-eh terbawa suasana yang hujan di luar.
Ya seperti biasa kalo Bandara jadi jujugan presiden, ya pengamanan ketat, sibuk ini itu, eh, ini di bandara lama Adi Sumarmo yang sebelah selatan itu. Orang-orang yang ingin nguntapke-nguntapke iku bahasa Endonesane opo? Dah datang dahuluan, mereka sibuk sendiri-sendiri menunggu presiden datang. Ada yang makan-makan di ruang transit. Presiden baru datang jam limaan lebih.
Perintah pertama Presiden saat tiba di bandara adalah, “Ayo sholat… Sholaaat… Sholaaaat”.
“Jadi orang-orang podo jenggirat sendiri-sendiri, yang makan langsung ditaruh untuk mengambil air wudlu.” Cerita Gus Kareem, “Estu Gus, saksinya itu, ada Ahmad, Mas Eko juga”. Aku menyimak cerita itu dari ruang tidurku di jok paling belakang toyota Innova.
“Kulo ningali Pak Jokowi sholat berdua, mengimami Bu Ana.”
Lah kalo cerita soal Pak Jokowi Islam, menjalankan syariat Islam itu bukan sesuatu yang istimewa sebenarnya, biasa banget tapi tak ceritakno maneh kanggone kowe-kowe yang masih juga meragukan keislaman Pak Jokowi. Islamnya Pak Jokowi diragukan, orang awam diulama’kan, non muslim diustadzkan. Wolak-walikke zaman. Ora edan ora kumanan.
Bukan itu inti ceritanya, masih ada kelanjutannya.
Setelah selesai sholat, Pak Jokowi langsung masuk pesawat… Lupa janjinya ma Gus Kareem buat ketemuan di bandara.
“Saya kecewa? Enggaaak bangetlah, kulo memahami banget kesibukan seorang presiden”, ujar Gus Kareem, “Kulo niki sopo?” “Hanya remukan khong guan” jawabku nang njero ati haha
Mesin pesawat dah menyala, pesawat mau berangkat, Pak Jokowi turun, berlari-lari balik ke tempat transit dan memanggil-manggil, “Gus Kareem mana? Gus Kareem mana”. Setelah ketemu, “Guus, ngapunten sanget kulo kasupen”.
“Ya Alloh, padahal kulo ditinggalpun tidak masalah, sampek dibelani mudun pesawat” cerita Gus Kareem. “Kemudian bicara empat mata dengan saya 5-10 menitanlah.”
Isi pembicaraan? R. A. H. A. S. I. A
——-
Salam JAMALAKA, Jokowi – Ma’ruf Menang Lainnya Kalah. 😂😂😂
Ada yang tanya, dibayar piro kampanye Pak Jokowi terus? Hahaha, sukarela. Kyaiku mendukung Pak Jokowi, Mbah Mun mendukung Pak Jokowi, aku berkampanye untuk para beliau itu. Kowe ape lapo?
Penulis: Irfan Nuruddin.