Abdul Adzim Irsad, alumnus Universitas Ummul Quro Makkah, tinggal di Malang.
Syekh Muhammad Ali Al-Sobuni bercerita dalam kitab “Al-Zawaju Al-Mubakkir” tentang Umar Ibn Al-Khattab ra sedang dimarahi habis-habisan oleh istrinya sendiri. Sosok perkasa, ternyata tidak berkutik di depan istrinya.
Barawal dari kisah seorang Badui yang bertengkar setiap hari dengan istrinya. Kesalahan kecil, membuat istri marah tak henti henti. Itu berlangsung berbulan bulan, bahkan bertahun rahun.
Karena sumpek nan ruwet, bahkan munet, maka pria ini datang ke kediaman Amirul Mukminin Umar Ibn Al-Khattab ra. Dengan harapan, Umar bisa memberikan solusi seputar pertengkaran rumah tangga yang tak kunjung usai.
Sesampai di depan rumah Umar. Tiba-tiba mendengar suara teriakan istri Umar yang sangat kencang membentak Umar.
Maka, pria yang datang dari jauh itupun berkata dalam hati “ternyata istri Umar lebih parah dari pada istriku”. Padahal, semua tahu, setan saja takut dengan Umar. Ternyata, sang istri ngak ada takutnya.
Dalam kitab Uqudulijain diceritakan. Ada seorang tukang kayu. Setiap hari mendapat marah dari istrinya. Sang suami begitu sabar menghadapi istrinya. Ketika ada yang sedang bertanya “suamimu di mana? Sang istri menjawab singkat “di hutan sedang mencari kayi. Biar saja di makan harimau.”
Ternyata, setiap hari sang tukang kayu sepulang dari hutan selalu ditemani harimau. Asyiknya, justru harimau yang membawakan kayunya setiap hari. Berkah istri cerewet, keramat meningkat.
Beruntung sekali pria yang memiliki istri cerewet. Disamping tanda setia, istri cerewet membuat derajat seseorang meningkat nan terhormat. Dengan catatan sabar di dalam menghadapinya.
Malang, 11/09/2019.