Bergetarnya Hati Mengingat Kematian Serta Penjelasannya
Berkata Imam al Haddad didalam kitab beliau Nashoihud Diniyyah: diantara perkataan Abdullah bin Umar, yaitu; “apabila kau berada dipagi hari, jangan pernah berharap mampu hidup sampai sore harinya. Jika berada di sore hari, janganlah berharap mampu hidup sampai besok harinya. Jika masih hidup, gunakan dengan baik untuk kematian. Ambillah kesempatan disaat sehat, sebelum datang masanya waktu sakit.”
Ketahuilah bahwasanya ada tiga golongan dalam mengingat kematian:
- Para Nabi dan shiddiqin
Mereka senantiasa merasa dekat akan kematian, maka mereka senantiasa menyiapkan bekal untuk menjalaninya.
Bahkan mereka tak memikirkan keduniaan sedikit juapun, yg mereka pikirkan ialah untuk akhirat dan keperluan akhirat.
Kecuali sesuatu yg memang dibutuhkan, sesuatu yg diperlukan oleh keluarga, sesuatu yg untuk dibagikan kepada orang banyak.
Misal: Nabi Sulaiman itu sangat kaya, yg beliau makan dalam keseharian ialah hanya roti gandum dan makanan sederhana. Bahkan makanan untuk orang lain yg beliau sediakan dan bagikan ialah makanan terbaik.
Karena mereka sudah sampai puncak dalam maqam ibadah, semua perintah dikerja mereka, semua yg dilarang dijauhi mereka. Bahkan perbuatan makruh pun dihindari oleh mereka.
- Orang-orang pilihan dan orang-orang yg baik.
Mereka lebih banyak ingat kepada kematian, dibanding lalai terhadapnya.
Mereka tak lupa terhadap kehidupan akhirat, mereka tak juga lalai menyiapkan bekal menuju akhirat, mereka tak terlalu berambisi untuk keduniaan.
Dan mereka tak tertipu akan dunia, tapi mereka tak diberikan kelebihan sebagaimana golongan pertama:
Yaitu selalu mengingat akan dekatnya kepada kematian, tanpa terlupa, karena tak mampu menyandang hal seperti ini kecuali para Nabi dan shiddiqin.
- Orang yang tertipu.
Panjang angan angannya, sampai lupa dengan kematian, lupa menyiapkan bekal untuk akhirat. Waktu mereka habis untuk mengumpulkan dan meni’mati kesenangan dunia semata.
Jika sudah kita hidup di pagi hari, maka janganlah kesempatan dipagi itu di sia-siakan sampai sore harinya.
Jangan berandai-andai dan berangan panjang dalam mengerja suatu amalan, bersegeralah beramal sholeh dan jangan menunda-nundanya.
Catatan:
- jika datang sakit, perbanyaklah membaca tasbih Nabi Yunus 40x, andaipun datang kematian setelah sakit itu, maka orang ini mendapat keutamaan mati syahid.
- Disaat sakit, perbanyaklah membaca surah al Ikhlas.
- Disaat sakit, bacalah dzikir “laailaha illa Allah wallahu akbar, laailaha illa Allah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, laailaha illa Allah wa laa hawlaa wa laa quwwata illa billah”, insyaAllah terhindar dari api neraka.
- Jika merutinkan membaca tasbih Nabi Yunus setiap hari, maka jika datang masalah maka insyaAllah kan mendapat jalan keluar terbaik.
- Jika umur sudah 40 tahun, tetap masih mencintai dan memikirkan berlebih keduniaan, maka inilah tanda orang yg kan celaka.
- Disaat para sahabat bersenda gurau, maka turunlah ayat: “bukankah sudah waktunya bagi orang beriman untuk taat ibadah kepada Allah ta’ala.”
- Janganlah mudah menyalahkan dan memandang kesalahan ‘ulama, jangan memusuhi ‘ulama, hargailah mereka, jangan berani kita merendahkan mereka.
- Jangan berhutang yg riba
- Jangan sangka buruk kepada orang lain
- Makhluk ini ialah seumpama keluarga Allah ta’ala, mereka ialah hamba Allah. yg paling dicintai oleh Allah ialah orang yg senantiasa merawat dan menyayangi keluarga/hambaNya.
- Ketika Allah mengeluarkan dzuriyat Nabi Adam, malaikat berkata apakah dunia ini mampu memuatnya. Maka Allah berkata bahwa: “Aku jadikan kematian itu ada (ada yg pergi dan ada yg datang silih berganti.)”
- Kematian itu datang dalam keadaan sebagaimana kebiasaan kita ketika hidup sehari-hari.
Tulisan ini disarikan dari Ngaji Ust. H. Ilham Humaidi, kitab Nashoihud Diniyyah, di Masjid al Ikhlas, Banua Anyar, 14 Muharram 1441 H
Demikian ulasan khusus terkait Bergetarnya Hati Mengingat Kematian Serta Penjelasannya. Semoga bermanfaat. Amin.
Penulis: Ridho Fadilah