Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, MA adalah rektor perempuan pertama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kamis, 27 September 2019 tadi, kebetulan kami mendapatkan kesempatan bertemu sekaligus belajar dari beliau pada acara yg diselenggarakan oleh FTIK IAIN Jember.
Beliau yg telah menghabiskan masa muda di Mesir (mulai SMP sampai lulus S1), memang dikenal sebagai sosok yg memiliki disiplin sangat tinggi. Kepada hadirin yg hadir saat itu, beliau menyampaikan beberapa etos kerja yg harus dimiliki generasi muda Indonesia (khususnya mahasiswa dan dosen muda) agar memiliki kualitas yg tinggi.
Beberapa etos kerja yg beliau ajarkan di antaranya seperti: pantang untuk tidur sebelum tugas selesai, tidak malas, tidak ngantuk, tidak pernah duduk bersandar pada kursi (duduk dg posisi seperti leyeh2, sebagai bukti bahwa sedang berkonsentrasi dan fokus), tekun membaca, rajin menulis, tidur malam cukup 2-3 jam, tidak tidur siang (karna padatnya mobilitas beliau), dan terakhir, setiap hari sediakan waktu 8 jam untuk belajar.
Prof. Amany yg memang memiliki karakter pekerja keras tersebut mengingatkan kami semua untuk terus berlatih membiasakan sikap-sikap seperti di atas, terlebih menulis. Karna menulis adalah aktifitas yg menggerakkan seluruh syaraf dan indra. Selain itu, dengan menulis kita juga akan terlatih dan terbiasa mengungkapkan apa yg kita dengar. Beliau sendiri mengatakan bahwa beliau sering menuliskan sesuatu di website kampus yg kini dipimpinnya itu.
Di sela-sela pembicaraan tentang hal-hal akademis (jurnal, kampus, akreditasi, dlsb), sempat beliau mengingatkan kami, para wanita karir, untuk harus bisa membagi perhatian dg keluarga, terlebih anak. Lalu beliau menceritakan kisah beliau bersama suami saat mendidik ketiga anaknya. Suami beliau tidak pernah segan untuk membantu dalam bab domestik (urusan rumah tangga) seperti mencuci, memasak, mengasuh anak, dlsb. Semua dijalani berdua dg suami, tanpa menggunakan jasa pengasuh, dan ataupun bantuan dari kakek nenek. Tidak!
Bahkan sampai dengan bab “toilet training” bagi anak pun beliau bahas. Beliau menceritakan bahwa anak-anak beliau sudah lepas pempes sejak usia 1,5 bulan. Beliau mengajak para orangtua agar tidak malas melatih anak untuk tidak selalu memakai pempes karna hanya menghabiskan uang.
“Lakukan sesuatu dengan senang. Jangan jadikan urusan domestik (rumah) itu menjadi beban. Pekerjaan memang harus dilakukan, tapi harus dilakukan dengan nyaman dan ikhlas,” tegas beliau.
Dengan slogan “ibda’ binafsik” (mulailah dengan dirimu sendiri), beliau mengajarkan bahwa kita harus membiasakan pendidikan karakter yg baik dg dimulai dari diri kita sendiri.
Terakhir, perempuan yg telah dikukuhkan menjadi Professor dalam bidang politik Islam di usia 43 tahun tersebut memberikan nasihat untuk kita agar lebih memaksimalkan waktu yg ada untuk belajar. “Jika sehat, maksimalkan belajarnya. Jika sakit, istirahatlah. Karna jika sehat tapi kita hanya bermalas-malasan, kita akan RUGI,” pungkas beliau.
Beliau cerdas, ramah, dan cantik sekali. Hafidzoh pula. Pas mau ngajak foto selfie, jujur saya ndredek ra karuan rasanya. ‘ala kulli hal, alhamdulillah..
Jember, 27 September 2019
Penulis: Dwi Khoirotun Nisa, Bojonegoro.