Berita NU. BANGKITMEDIA.COM
KOTA KEDIRI- Saat ini, banyak yang menyerang NU baik dalam maupun luar. Serangan ini bukan saja menghancurkan NU, tetapi bisa menghancurkan Indonesia. Untuk itu, para santri harus bergabung dan berjuang di NU. Karena sepanjang sejarahnya, NU selalu berjuang menjaga aswaja dan Indonesia.
Demikian ditegaskan KH Abdullah Kafabihi Mahrus selaku tuan rumah dalam acara pembukaan Konferwil PWNU Jawa Timur di Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Sabtu (28/09).
“Sejak Nahdlatul Ulama didirikan, para masyayikh pesantren ini sudah langsung bergabung dengan jamiyah ini dan berjuang di dalamnya. Hal tersebut dibuktikan dengan menjadi pengurus di NU Kediri,” tegas Kiai Kafa yang juga Rais Syuriah PBNU.
Kiai Kafa juga memerintahkan para santri dan alumni Pesantren Lirboyo untuk ikut membesarkan NU dan mempertahakan ajaran Islam Ahlussunah wal Jamaah Annahdliyah di manapun berada.
“Santri Lirboyo punya kewajiban menanggulangi berbagai serangan untuk NU,’’ lanjut salah satu putra KH Mahrus Aly ini.
Tiga Tugas Besar NU
Sementara itu, Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur KH Anwar Iskandar yang menyampaikan khutbah iftitah mewakili Rais Syuriah PWNU Jawa Timur (KH Anwar Mansur), menegaskan bahwa ada tiga tugas besar yang harus dijalankan NU dan warga NU.
“Pesan Rais, ada tiga hal utama yang menjadi tugas NU dan warga Nahdliyin di Indonesia, terutama di Jawa Timur. Pertama, mempertahankan, melestarikan dan memperjuangkan ajaran Aswaja An-Nahdliyah di Indonesia. Itu tanggungjawab besar NU dan warga NU,” tegasnya.
“Melalui pesantren yang mengajarkan kitab salaf, yang isinya Aswaja An-Nahdliyah, ajaran yang menyebarkan kedamaian Islam, harus dijaga dan menjadi tugas utama NU dan Nahdliyin,” lanjut Kiai Anwar.
“Kedua, menjaga NKRI. Di mana rakyat berjuang, harus dijaga kedaulatan NKRI. Hal itu sudah dibuktikan oleh ulama Aswaja An-Nahdliyah, yang berani angkat senjata melawan kedhaliman, seperti Pangeran Diponegoro, yang mana beliau adalah ulama. Di zamannya, perang dengan fisik dan juga jihad dengan resolusi jihadnya Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari,” kata Kiai Anwar.
“Ketiga, NU harus menjadi alat bagaimana menyejahterakan rakyat. Sejehtera dalam kesehatan, sejahtera dalam pendidikan, dan umat tidak selalu berada pada garis kemiskinan. Ini tugas NU, ini jelas pekerjaan berat, tapi harus ikhlas,” lanjut Kiai Anwar.
Dalam konteks ini, kata Kiai Anwar, NU harus ada di garda terdepan menjaga NKRI. NU tidak akan tergilas dengan kondisi zaman. Malah, NU semakin jaya dan semakin besar. Hal itu tanda bahwa NU didirikan oleh para ulama yang ikhlas berjuang untuk NKRI, selalu bertawakkal kepada Allah.
Kegiatan pembukaan diawali pembacaan surat Al-Fatihah, dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan shalawat Nabi. Lalu diteruskan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Subanul Wathan yang dipimpin anggota Banser.
Dalam acara ini, hadir Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqiel Siroj, Sekjend PBNU, H Helmy Faishal Zaini. Dari jajaran PWNU tampak lengkap mulai dari rais hingga tanfidziyah. (amru)