Apa yang paling membahagiakanmu? Makanan? Seks? Gaji? Travelling? Atau yang lainnya?
Kudatangi seorang kakek yang wajah keriputnya bersinar. Bincang-bincang lama, lalu kutanya, “Apa yang paling membahagiakan kakek di waktu muda”?
Sang kakek hanya tersenyum.
Pertanyaan kulanjutkan, apakah makanan favorit? Apakah hubungan seksual? Apakah gaji bulanan? Apakah travelling?
Jawab kakek, semua itu bukan yang paling membahagiakan. Makanan favorit, katanya, hanya membuat kekenyangan. Setelah makan terkadang menyesal karena terlalu kenyang dan bikin ngantuk. Hubungan seksual, tidak juga. Setelah melakukan capeknya di sini (menunjuk ke pinggang). Gaji bulanan, ya cukup dimakan selebihnya takut hilang dirampok orang. Travelling hanya menghabiskan uang, setelah itu banting tulang cari uang lagi.
Lalu apa, kek?
“Mmm….. Tapi jangan bilang-bilang, ya?”
InsyaAllah, kek.
“Kamu marah apabila ada orang yang berbuat salah kepadamu, seperti membullymu, memfitnahmu, dan menghinamu?”
“Tentu.”
“Nah, yang paling membahagiakanku adalah ketika aku bisa menahan amarahku pada orang yang berbuat salah kepadaku seperti itu, terlebih saat aku bisa memaafkannya. Itu paling membuat aku bahagia.”
Waaah…
“Kamu senang melakukan hubungan seksual dengan istrimu?”
Tentu, jangan ditanya.😀
“Nah, yang paling membahagiakanku adalah ketika aku tanpa sengaja melihat wanita yang bukan istriku dan aku bersyahwat kepadanya namun aku mampu menaklukkan syahwatku hingga hanya tersalurkan kepada istriku satu-satunya. Ini juga paling membahagiakanku.”
Waah….
“Kamu bahagia apabila memperoleh rezeki uang?”
Tentu, siap sih yang nggak bahagia.
“Nah, yang paling membahagiakanku adalah ketika sebagian rezeki uang yang kumiliki itu kuberikan pada anak yatim, fakir-miskin, dan orang yang membutuhkan.”
Siiip…
“Kamu senang melihatku menderita?”
Ya nggak lah, mana mungkin.
“Nah, yang paling membahagiakanku adalah ketika aku mampu membahagiakanmu atau siapa pun itu tanpa kau tahu bahwa akulah yang telah membahagiakanmu.”
Mantappp…
Terima kasih, kek. Maafkan aku telah membagikan rahasia kebahagiaanmu tanpa harus kakek tahu. Mudah-mudahan kakek dapat pahala tanpa harus tahu bahwa kakek telah mendapatkannya dariku yang membagikan kebijaksanaanmu.
Foto: Bersama Iskandar Woworuntu pendiri Bumi Langit, Imogiri Bantul.
Penulis: Masykur Arif, Sumenep