Perang ideologi dan partai. Begini, PAN diprediksi tidak lulus PT dalam Pemilu 2019 ini. Partai besutan Muhammadiyah ini nasibnya akan tragis. Hal ini, selain sikap Mbah Amin Rais yang terlalu reaktif membela Prabowo yang justru membesarkan Gerindra, juga karena Muhammadiyah sendiri sedang pusing tujuh keliling menghadapai salafi PKS. Sehingga banyak suara warga Muhammadiyah yang lari ke PKS.
Muhammadiyah sebagai organisasi besar memang maju dalam segi ekonomi dan pendidikan, tapi lemah dalam sisi pengkaderan dan jama’ah.
Sedangkan PKS yang semula akan ikut gagal, kini mengalami naik karena mendapat dukungan dari sebagian warga Muhammadiyah dan FPI. Lalu apa tendensi FPI banyak yang ke PKS? Padahal secara ideologi mereka beda jauh antara issu aswaja dan wahabi? Hal ini karena FPI putus asa menyalurkan politiknya, sebab partai PPP, GOLKAR, dan PBB yang dulu tempat bernaung sekarang mendukung Jokowi.
Lalu bagaimana dengan NU? Secara garis besar NU tidak berpolitik. Tapi keberadaan partai besutan Gus Dur yaitu PKB tidak bisa dipungkiri sebagai rumah besar warga NU. Meski PKB pernah mengalami perpecahan antara kubu Gus Dur dan Muhaimin, tapi mayoritas warga NU tetap masih eman meninggalkan PKB. Apalagi banyak yang memaknai pertarungan politik 2019 ini tidak hanya pertarungan pilitik, tapi juga pertarungan ideologi, maka banyak warga NU yang kembali menjatuhkan pilihan ke PKB, sehingga PKB mengalami trend naik popularitasnya. Memang ada partai lain yang dijadikan rumah warag NU, yaitu PPP, Golkar, Demokrat, dll, tapi kekuatannya tidak seperti PKB dalam menyedot warga NU.
Selamat berkontestasi, semoga Indonesia semakin maju bersama.
Penulis: KH Fajar Abdul Bashir, Pengasuh Pesantren Ar-Risalah Bantul dan Ketua LBM PWNU DIY.