Adalah Yesus Kristus (dalam bahasa Arab: Isa al-Masih) sendiri yang mengucapkan selamat atas hari kelahirannya, yang dilanjutkan dengan kematian dan kebangkitannya.
Ayat al-Qur’an ini sungguh luarbiasa, menjadi bukti bahwa tidak ada masalah dalam mengucapkan Selamat Natal. Karena Yesus (Isa) sendiri memberi teladan untuk soal ini. Fatwa bahwa umat Islam dilarang, atau haram hukumnya mengucapkan Selamat Natal, tidak ada dasarnya, bahkan bertentangan dengan al-Qur’an.
Dalam tradisi Islam, Yesus (Isa) adalah satu dari lima Nabi yang paling tinggi, yang disebut “ulul azmi” dan mendapatkan penghormatan dalam berbagai tradisi Islam. Khusus tentang Yesus (Isa), bahkan berjilid-jilid buku sejak masa klasik Islam sampai kini, telah ditulis bahwa Yesus (Isa) adalah teladan dalam hal ajaran tentang Cinta Kasih. Karena Islam adalah agama Cinta Kasih juga (Rahman dan Rahim), agama yang melanjutkan basis Cinta Kasih dari agama Kristen. Berteladan kepada Yesus (Isa) dan para Nabi semuanya adalah bagian dari keimanan (Rukun Iman) dalam agama Islam.
Seorang filsuf Islam kontemporer Fritjof Schuon menyebut bahwa Yesus (Isa) bersama Muhammad adalah “Cahaya Agama” – Tiga kata dalam bahasa Arab “Isa Nuruddin Ahmad” atau bisa juga dibalik, “Muhammad Isa Nuruddin” Nuruddin artinya Cahaya Agama, yang maknanya keterikatan kepada Allah akan membawa Cahaya dalam kehidupan. Artinya, mengikuti teladan Yesus (Isa) dan Muhammad akan membawa Cahaya dalam kehidupan.
Selamat Hari Raya Natal ya kepada seluruh sahabat fb saya. Semoga teladan Yesus selalu menjadi jalan hidup kita semua. Karena Yesus adalah Jalan, Kehidupan, dan Kebenaran. Profesor saya yang ahli bahasa-bahasa Kitab Suci Alkitab, malah menafsirkan frase itu dengan menyatukannya: Yesus adalah Jalan Kehidupan untuk Kebenaran. Dan saya ingin mengikuti Jalan-Nya.
Penulis: Budhy Munawar Rachman, Penulis buku-buku keislaman.
