Apa Saya Boleh Mengkritik NU, Pak Kyai?

mengkritik NU

Ketika sudah 30 menit ceramah di depan ratusan banser, saya mohon ijin kepada Kyai Sholahuddin Ali dan Kyai Afif, boleh saya kritik NU Pak Kyai? Lalu mereka menjawab serempak, “Oh boleh Kyai Sofyan.”, hehehe saya di panggil Kyai lagi…

NU itu ketinggalan beberapa langkah dari mereka. Situs dan website tampilan mereka lebih renyah, isu dan opini mereka lebih cetar membahana. Pengurus NU cenderung pragmatis dan pembelaan kepada dunia Islam terasa kering.

Padahal Jam’iyyah ini pernah perang jihad, bahkan punya resolusi Jihad. Pernah berjibaku lawan PKI, peran dan loyalitas kepada bangsa ini sungguh luar biasa.

Seharusnya NU punya narasi tentang jihad dan khilafah. Jihad yang sesuai dengan rumah yang namanya Indonesia. Bicara khilafah jangan alergi, sejatinya bicara khilafah itu bicara tentang menata negara.

Pembelaan kepada Palestina dan dunia Islam kurang gregetnya, padahal ini masalah kemanusiaan. NU bisa mengambil di irisan tersebut.

Hingga zaman berubah, teknologi semakin canggih akhirnya era milenium saat itu memberikan pilihannya kepada mereka yang tidak memahami sosiologi masyarakat Indonesia, mazhab dan aqidahnya.

Sekarang di era milenial, walau terlambat tetapi sekarang sudah ada perubahan. NU harus berbenah, NU harus merebut hati dan pikiran generasi muda Islam, karena yang dibutuhkan pemuda adalah eksistensi, keberanian dan ketegasan.

Solo Raya, 16 November 2019.

Penulis: Sofyan Tsauri Ayyash, pemerhati sosial dan keagamaan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *