Akal yang Sehat Terletak Pada Badan yang Sehat

Akal yang Sehat Terletak Pada Badan yang Sehat

Akal yang Sehat Terletak Pada Badan yang Sehat.

العقل السليم في الجسم السليم

Ungkapan Arab ini, sangat mashur di lingkungan komunitas Pesantren. Kalimat indah itu mengingatkan perjalanan hidup puluhan tahun yang lalu. Saat di Pesantren dulu, kata-kata mutiara itu sering disampaikan oleh para senior atau ustadz untuk memberi motivasi kepada para santri agar punya peduli terhadap kesehatan fisik. Dibuatlah program olah raga untuk para santri, pada hari Selasa sore dan hari Jumat. Khusus untuk hari Jumat seluruh kegiatan Pesantren diliburkan, mulai dari pagi sampai menjelang maghrib.

Hari itulah yang paling ditunggu-tunggu oleh para santri. Bagi mereka, hari Jumat adalah “yaumul ‘id”, hari pesta, hari bergembira, waktu bebas berolahraga.

Disamping bola voli dan tenis meja, olah raga paling favorit bagi para santri tentu sepak bola. Olah raga murah-meriah, yang hampir semua santri bisa, karena tidak begitu membutuhkan skil khusus. Yang penting punya keberanian terjun ke lapangan. Pakai celana, training atau sarung tidak masalah, asal bisa nendang bola. Dalam sepakbola, aturan tidak begitu ketat, seperti yg seharusnya. Bilangan pemain, tidak harus kesebelasan, kadang ketujuhbelasan, keduapuluhan dan seterusnya. Bahkan ada yang “nakal”, saat bola ditendang melambung tinggi, ditangkap dengan sarung, lalu dibawa lari menuju gawang lawan dan gol. Hal itu bukan pelanggaran, karena tidak menyentuh tangan (hand ball). Juga tidak ada yang protes dan mempersalahkan, karena bagi santri yang penting olah raga, semangat, happy, keluar keringat, bugar dan sehat.

Salah satu nikmat Allah yang sangat luar biasa adalah nikmat sehat. Karena itu dalam pandangan Agama, kesehatan tubuh harus memperoleh perhatian yang serius dan seksama. Orang tidak boleh membiarkan fisiknya sakit, lemah dan menderita. Ibadah akan bisa ditunaikan dengan maksimal, kalau seseorang sehat badannya. Bahkan aktivitas apapun akan bisa terwujud dengan baik dan sempurna, bila seseorang itu sehat ruhani dan jasmaniya.

Dari sinilah, empat belas abad yang lalu Rasulullah SAW. bersabda; “Al mu’miinu al-qowiyyu khairun wa ahabbu ilallahi minal mu’miini ad-do’iifi”. Artinya, “mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mu’min yang lemah. Maka sudah menjadi kewajiban kita sebagai mukmin mempunyai badan yang sehat, akal yang sempurna dan jiwa yang kuat.

Makna mukmin yang kuat di atas, tentu bisa mencakup beberapa hal. Kuat iman, ilmu, ekonomi, dan fisik.
Karena sudah barang tentu, orang yang kuat imannya lebih baik kualitas ibadahnya daripada mereka yang lemah. Secara logika, orang yang kuat secara fisik akan lebih mampu untuk memperbanyak intensitas dan kualitas kerja ketimbang orang yang lemah.

Orang yang kuat secara ekonomi akan mampu berinfak dan bersedekah lebih banyak ketimbang orang yang perekonomiannya lemah. Jadi, salah satu upaya untuk meraih kecintaan Allah dan menggapai derajat kehambaan yang lebih tinggi adalah dengan menjadi mukmin yang kuat.

Apalagi dalam konteks sekarang ini, di saat pandemi Corona masih mewabah di tengah-tengah kita. Menjaga kesehatan, agar punya tubuh yang sehat dan kuat menjadi sebuah keniscayaan. Disamping asupan makanan yang cukup, olahraga teratur menjadi cara untuk menjaga kesehatan, kebugaran, dan daya tahan tubuh. Karena daya tahan tubuh yang kuat menjadi salah satu benteng penting menghadapi virus Covid-19.

Menurut para ahli, pada prinsipnya ada dua jenis olahraga yang perlu diperhatikan. Yakni olahraga pernapasan untuk menjaga kesehatan dan olahraga fisik untuk menjaga kebugaran. Olahraga pernapasan bisa dilakukan dengan senam tera dan yoga. Juga bisa disempurnakan dengan vokalisasi, yaitu dengan bersenandung atau membaca Al-quran. Dengan melakukan olahraga pernapasan secara rutin dapat menjadikan tubuh sehat dan terhindar dari stres.
Sementara untuk olahraga fisik, dimaksudkan untuk membuat badan tetap bugar saat menjalankan aktivitas sehari-hari. Olahraga fisik melibatkan otot besar, bersifat ritmis, serta berkelanjutan. Saat melakukan olahraga fisik dianjurkan untuk tidak dilakukan secara berlebihan. Sebab, hal tersebut justru bisa timbul cidera yang bisa mengganggu kesehatan.

Sesibuk apapun, mari kita luangkan waktu untuk berolahraga, agar akal kita tetap kreatif dan tubuh kitapun tetap produktif.

Mens sana in corpore sano. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Demikian makna Akal yang Sehat Terletak Pada Badan yang Sehat, semoga manfaat.

Penulis: KH Edy Musoffa, wakil Katib Syuriah PWNU DIY.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *