Berita NU, BANGKITMEDIA.COM.
KULON PROGO-Ada banyak hal yang menarik yang terjadi pada babak penyisihan lomba Padus dan Daiyah di Kulon Progo. Mengapa tidak, pasalnya dengan berbagai aksesoris unik peserta seleksi tidak hanya di ikuti oleh sahabati-sahabati Fatayat yang masih muda tetapi Ibu-ibu sambil menggendong anaknyapun juga iku andil dalam babap penyisihan itu.
Acara yang berlangsung pada hari Minggu, 04 Maret 2018 bertempat di Aula KH. Hasyim As’ari PCNU Kulon Progo, Pengurus Wilayah Fatayat NU Daerah Istimewan Yogyakarta menyelenggarakan babak penyisihan lomba Paduan Suara dan Daiyah di wilayah Kulon Progo.
Babak penyisihan lomba dalam rangka Harlah Fatayat yang ke-68 tersebut diikuti oleh puluhan peserta dari para kader Fatayat di wilayah Kulon Progo dan sekitarnya.
Dalam sambutannya ketua panitia lokal Fatayat PCNU Kulon Progo Sahabati Malikhah menyampaikan senang sekali dengan acara ini, acara ini merupakan awal yang indah bagi kami Fatayat PCNU Kulon Progo untuk bisa ikut memeriahkan Harlah Fatayat.
“Kami masih terhitung baru dalam menjalankan organisasi ini, karena Fatayat Kulon Progo sempat tertidur selama 8 tahun. Kali ini momen bagi kami untuk bangkit kembali,” tegas Malikhah.
Fatayat PCNU Kulon Progo memang baru terbentuk beberapa minggu yang lalu, pada tanggal 16 Februarin 2018 baru melaksanakan Konfercab serta terbentuklah pengurus baru dan menjadi penanda bangkitnya Fatayat di Kulon Progo.
Selain itu Ketua PW Fatayat NU DIY, Khotimatul Husna juga berkesempatan memberikan sambutan aara pada pagi itu.
Dalam sambutannya Perempuan yang akrab di sapa Sahabat Khotim itu menyampaikan rasa bangganya terhadap Fatayat NU Kulonprogo karena baru terbentuk dan belum dilantik tetapi sudah bisa ikut andil dalam semarak Harlah Fatayat NU yang diselenggarakan oleh PW Fatayat NU DIY.
“Tadi malam saya masih di Jakarta, dan pada dinihari baru sampai di Yogyakarta, lelah tetapi demi Fatayat saya harus hadir di Kulon Progo untuk megikuti serta memeriahkan rangkaian acara pada hari ini,” ucap Khotim yang disambut tepuk meriah hadirin.
Ketua PW Fatayat tersebut juga menyampaikan pesan dari PBNU. “Dalam perjuangan di NU ini sering dimaknai tidak dari ruhul jihad tetapi hanya sebatas sambilan saja. Ruhul jihad tidak terbangun disitu. Jihad bukan hanya dimaknai sebatas perang, tetapi seperti kita ini yang berjuang di NU juga sedang berjihad di jalan Allah SWT,” tegas Khotim.
Semua yang berjuang di NU pada hakikatnya sedang berjihad, maka semangat berjihad harus kita tumbuhkan dalam berkhidmah di NU demi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kalau bukan kita siapa lagi , kalau bukan Fatayat mau siapa lagi. Dan pada akhir sambutannya Khotimatul Husna memberi semangat kepada seluruh peserta dengan jargon dan Yel-yel Fatayat NU DIY. (YAYAN)