- Tafaqquh Fiddin, تفقه في الدين، dalami Agama sampai menjadi karakter kuat. Termasuk dalam aspek ini adalah pemahaman Dan internalisasi paham Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyyah yang moderat, toleran, seimbang, Dan Amar Ma’ruf nahyi mungkar. Aktif mengaji kitab Kuning menjadi solusi tepat.
- Al-Itqan Fi-Amaliyyati Aswaja An-Nahdliyyah,الاتقان في عملية أهل السنة والجماعة النهضية، peneguhan amaliah Aswaja An-Nahdliyyah. Pesantren, Madrasah, Madin, masjid, Mushalla, TPQ, Dan Majlis Ta’lim Harus menjadi wahana aktualisasi Dan internalisasi amaliah warga NU.
- Ittiba’u al-Ulama, اتباع العلماء، mengikuti garis perjuangan Ulama NU. Ulama NU bertarap Internasional, Nasional, regional, Dan Lokal. Syaikh Nawawi Al Bantani, Syaikh Mahfudh At-Tarmasi, Syaikh Yasin Al Fadani, Hadlratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Hazbullah, KH Bisyri Syansuri, KH Abdurrahman Wahid, KH MA Sahal Mahfudh, KH Abdullah Zain Salam, KH Suyuthi Abdul Qadir, KH Arwani, KH Bisyri Mustafa, KH Maimun Zubair, Dan ulama-ulama yang masih hidup, seperti KH M Aniq Muhammadun, KH Ulil Albab Arwani, Dan KH Bahauddin Nursalim.
- Fahmu al-Firqah al-Ukhra, فهم الفرقة الاخري، Memahami kelompok lain. Kelompok non-Aswaja an-Nahdliyyah sangat banyak sehingga Harus dipahami supaya Tidak terjerumus di dalamnya. Wahabi Salah satunya. Kelompok ini menjadi sebab berdirinya NU dalam Komite Hijaz. Salah satu doktrin Wahabi yang Harus diwaspadai adalah sesatnya ziarah kubur, kafirnya orang bermadzhab, Dan haramnya tawassul kepada selain Allah. Jangan sampai Wahabi ini masuk di komunitas NU.
- Ja’lu At-Teknologi Wasilatad Da’wah, جعل التكنولوجي وسيلة الدعوة، menjadikan teknologi sebagai sarana dakwah. Dakwah era digital Harus meniru langkah KH A Mustafa Bisri, KH Ulil Abshar Abdalla, Dan KH Bahauddin Nursalim. Jangan sampai kalah dengan kelompok lain yang aktif menjadikan teknologi sebagai sarana dakwah. Facebook, Instagram, website, YouTube, Dan Google Harus dimanfaatkan optimal untuk dakwah.
- Tathwirul Ummah, تطوير الامة، mengembangkan umat. Kader NU Tidak boleh apatis-pasif melihat ketimpangan umat, tapi Harus proaktif sesuai potensi masing-masing. Kenakalan remaja, kebodohan, Dan kemiskinan menjadi problem yang Harus diatasi. Menggerakkan Organisasi kepemudaan yang aktif dalam kegiatan positif (ngaji, ibadah, seminar, pelatihan, olah raga, lomba, Dan menulis) menjadi ladang Amal yang bermanfaat bagi umat.
- Tanmiyatu Al-Wahyi al-Wathani, تنمية الوعي الوطني، meningkatkan wawasan kebangsaan. Wawasan kebangsaan ditingkatkan dengan kerja-kerja kebangsaan keumatan yang mengokohkan nasionalisme-patriotisme. Menggerakkan lembaga amil Zakat, infak, dan sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) sampai level Desa Dan dukuh menjadi bukti nyata cinta Tanah air dalam semangat Nasionalisme patriotisme.
Semoga Kader Muda NU menjadi Kader penerus bangsa menuju realisasi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, amiin.
Penulis: Dr H Jamal Ma’mur Asmani, dosen IPMAFA Pati