7 Cara Praktis Menjadi Santri Penulis

santri penulis

Pesantren setiap hari mengkaji kitab kuning sebagai produk literasi ulama-ulama besar zaman dulu. Tradisi ini harus dilestarikan para santri sekarang supaya mampu mewariskan karya kepada generasi yang akan datang.

Ada 7 cara praktis menjadi penulis yang harus dilalui santri:

1. Jadilah pembaca ulung. Tiada hari tanpa membaca. Rajin ke perpustakaan untuk membaca dan meminjam buku.

2. Harus punya mentor sebagai tempat konsultasi dan sharing gagasan. Mentor seyogianya seorang penulis handal yang menginspirasi dalam menulis.

3. Mau belajar kepada penulis-penulisĀ hebat. Membaca karya orang lain, baik opini di media masa, buku, majalah, jurnal, dan lain-lain memperkaya wawasan dan cara pandang dalam dunia kepenulisan.

4. Alokasikan waktu khusus untuk menulis. Dalam konteks ini, belilah buku khusus untuk menulis karya secara konsisten, bebas dan bertanggungjawab.

5. Bangun komunitas penulis, seperti yang dilakukan forum Lingkar Pena. Komunitas ini dalam rangka saling mendukung satu dengan yang lain.

6. Berilah target waktu dalam menulis supaya ada totalitas usaha mencapainya. Satu hari harus selesai menulis opini di media, satu minggu harus selesai menulis makalah dan jurnal, satu bulan harus selesai satu buku, dan lain-lain.

7. Jadikan menulis sebagai profesi utama. Banyak penulis besar yang mampu melahirkan banyak karya legendaris karena tidak diganggu aktivitas lain. Mereka total mencurahkah waktunya untuk berkarya. Jika menulis hanya sampingan, maka hasilnya jauh dari memadai.

PP. Darul Falah Besongo Semarang, Rabu, 20 Februari 2019

Penulis: Jamal Ma’mur Asmani, Pati.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *