Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
PIYUNGAN- Sebanyak 40 da’i perempuan (da’iyah) mengikuti pelatihan dakwah yang diselenggarakan Lembaga Dakwah PWNU DIY. 40 da’iyah ini adalah anak-anak muda yang akan terjun ke masyarakat memberikan pendidikan yang sesuai manhaj ahlussunnah wal jama’ah an-nahdliyyah.
Demikian ditegaskan Ketua Lembaga Dakwah PWNU DIY, KH Heri Kuswanto dalam acara pelatihan daiyah NU di Pesantren Lintang Songo Piyungan Bantul, Ahad (06/05). Pelatihan dakwah ini bertemakan “Jiwaku Islam Aswaja, dengan Dakwah Aku Mengabdi pada Umat dan Bangsa”.
“Dalam berdakwah, tidak cukup hanya dilakukan kaum laki-laki (da’i) saja. Para da’iyah juga sangat potensial dalam berdawak, apalagi terkait persoalan perempuan. Para da’iyah justru sangat bagus kalau nanti menyapa kaum ibu yang pasti akan saling memahami lebih mendalam,” tegas Kiai Heri Kuswanto yang juga Pengasuh Pesantren Lintang Songo Piyungan.
Para da’i dan dai’yah harus mempunyai bekal aswaja yang cukup, lanjut Kiai Heri, karena saat ini banyak sekali istilah aswaja yang banyak disalahgunakan. Tradisi dan budaya masyarakat seringkali justru dikafirkan tanpa mengetahui alasan dan makna di dalamnya.
“Para da’i dan daiyah mempunyai tanggungjawab besar dalam memberikan pemahaman aswaja yang sesuai dengan manhaj aswaja nahdliyyah. Di samping itu, para da’i dan da’iyah juga sangat ditunggu perannya dalam membangun masyarakat yang damai dan toleran. Masyarakat saat ini membutuhkan da’i dan da’yah yang bisa menyejukkan kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara,” tegas Kiai Heri yang juga Rektor IIQ An-Nur Bantul.
Sementara itu, Sekretaris Lembaga Dakwah PWNU DIY Braham Maya Baratullah menjelaskan bahwa para da’iyah sangat dinantikan peran sinergisnya di masyarakat. Para da’iyah ini juga sangat tepat diisi kaum muda milenial, sehingga mereka bisa menyapa dakwah kaum muda yang sekarang aktif dengan smartphone.
“Dakwah hari ini harus sinergis dengan berbagai pihak. Para da’iyah ini juga kita harapkan mampu membaca perkembangan jaman saat ini. Mereka adalah kader yang akan mengisi ruang publik dengan nilai-nilai aswaja NU. Mereka juga sangat tepat menjadi kaum muda yang memberikan pencerahan dakwah Islam bagi generasi milenial,” tegas Braham.
Dalam acara ini, para da’iyah mendapatkan materi tentang metode dakwah di kantor dan masyarakat yang diisi oleh KH. Maulidi Al-Hasany dan KH. Budi Maryanto. Ada juga materi tentang metode MC (master of ceremony) yang diisi oleh Kiai Jamiluddin Kodama dan Ustadz Miftahul Choir (Cak Coy). 40 da’iyah ini terdiri dari santri Krapyak, mahasiswi UIN Sunan Kalijaga, Fatayat, dan praktisi da’iyah. Berita Islam Terkini (brm/rk)