Ini tentang 4 syarat sahnya puasa dan penjelasannya. Jika memenuhi syarat-syarat ini maka sah puasanya, syaratnya ada empat.
4 Syarat Sahnya Puasa:
1. Islam, maka disyaratkan harus orang islam sepanjang hari puasa, jika ia murtad walau hanya sebentar saja, maka batal puasa dihari itu.
2. Punya akal, maka disyaratkan punya akal, atau tamyis disepanjang hari berpuasa, dan apabila ia gila, walau hanya gila sebentar saja, maka puasa dihari itu dianggap batal, dan tidak dianggap berdosa jika tidak ada unsur sebab kegilaan yang disengaja, serta tak wajib qada’.
Adapun orang yang pingsan atau mabuk, maka akan diperinci penjelasan nya di bab, batal-batal puasa.
3. Suci dari haid dan nifas, maka disyaratkan bagi wanita adalah suci, disepanjang hari puasa, jika ia keluar darah haid walau hanya setetes di akhir ujung siang, maka batal puasanya. Begitupun juga jika seorang wanita itu suci dipertengahan hari sunnah untuknya berimsak, (menahan makan dan minum), dan haram bagi orang yang haid atau nifas berimsak (menahan makan dan minum) dengan niat berpuasa, akan tetapi juga tidak ada kewajiban untuk makan-minum, cukup tidak niat berpuasa saja.
4. Mengetahui waktu yang sah untuk berpuasa, maksudnya adalah mengatahui bahwa hari dimana ia hendak berpuasa adalah waktu yang sah untuk berpuasa, dan bukan waktu yang dilarang untuk berpuasa.
Sumber: At-Taqriratus Sadidah fi Masa’ilil Mufidah karya As-Sayyid Hasan bin Ahmad bin Muhammad Al-Kaff.
Semoga Bermanfa’at. Amiinn Yaa Robbal ‘Alamin.
Pengaasuh Ngaji: KH Damanhuri, Rais Syuriah PCNU Bantul.
Baca pula ulasan khusu terkait
5 Syarat Wajib Puasa dan Penjelasannya
Ini adalah tentang 5 syarat wajib puasa dan penjelasannya. Syarat-syarat ini jika terpenuhi maka wajib atas nya berpuasa, yaitu ada lima.
1. Islam, maka kewajiban puasa ini tidak dikhitabkan atau tidak ditujukan kepada orang kafir di dunia, adapun orang yang murtad maka wajib baginya qadha’ jika kembali kepada islam, sebagai hukuman pemberat ntuknya.
2. Mukallaf, maksudnya adalah balig dan berakal, adapun anak kecil maka wajib kepada wali nya memerintahkan untuk berpuasa pada umur tujuh tahun, dan dipukul jika sudah berumur 10 tahun apabila ia mampu berpuasa.
3. Mampu, maksudnya adalah ada kemampuan untuk berpuasa,
Mampu ini ada dua, mampu secara hissi, dan mampu secara syara’ .
• Tidak Mampu secara hissi : tidak wajib terhadap orang tua yang sudah renta, dan orang sakit yang tak bisa diharapkan kesembuhan nya.
• Tidak Mampu secara syara’ , tidak wajib berpuasa terhadap orang haid dan orang Nifas.
4. Sehat, maka tidak wajib puasa bagi orang yang sakit, dan tidak wajib pula memalamkan niat jika sakitnya datang sebelum fajar.
Adapun jika tidak datang sakit sebelum fajar, maka wajib memalamkan niat dan juga wajib berpuasa, kemudian jika sakitnya kambuh maka boleh untuknya berbuka puasa.
Sakit yang boleh untuk tidak berpuasa adalah, sakit yang dikhawatirkan menimbulkan kebinasaan atau mengakibatkan kesembuhan yang lama, atau semakin bertambah sakitnya, oleh itu para Ulama’ fiqh menamakan sebagai, batasan yang diperbolehkan bertayammum.
5. Bermukim, maka tidak wajib puasa bagi orang yang bermusafir yang mana perjalanan nya adalah perjalanan yang panjang sejauh 82 kilo meter, dan perjalanannya adalah perjalanan yang diperbolahkan oleh syara’ (tidak ada unsur maksiat).
Dan syarat diperbolehkan nya untuk tidak berpuasa adalah bergerak sebelum fajar.
Dan yang lebih utama bagi orang yang bermusafir adalah berpuasa jika tidak menyulitkan dan tidak memayahkan nya, akan tetapi apabila menyulitkan atau memayahkan nya maka yang lebih utama adalah tidak berpuasa.
Sumber: Kitab “At-taqriratus Sadidah fi Masa’ilil Mufidah” karya As-Sayyid Hasan bin Ahmad bin Muhammad Al-Kaff.
Semoga Bermanfa’at. Amiinn Yaa Robbal ‘Alamin.
Pengasuh Ngaji: KH Damanhuri, Rais Syuriah PCNU Bantul.
Baca pula ulasan khusus terkait
2 Rukun Puasa yang Harus Diketahui dan Penjelasannya
Rukun puasa ada dua, yakni.
1. Niat. Baik itu puasa fardhu ataupun puasa sunnah. Bersandarkan kepada hadist baginda nabi shallallahu alaihi wa sallam.
• انما الأعمال بالنيات
“Sesungguhnya setiap sesuatu itu dengan niat….”
• Wajib berniat pada setiap harinya, karena setiap hari dari puasa itu dianggap sebagai ibadah tersendiri.
• Tidak cukup berniat satu kali untuk puasa satu bulan menurut pendapat yang muktamad, akan tetapi sunnah dilakukan.
• Tidak dianggap cukup dengan niat bersahur saja meskipun bermaksud untuk menguatkan puasa.
• Begitupun juga tidak dianggap cukup hanya berniat mencegah makan dan minum sebelum fajar selagi tidak terlintas dalam hatinya niat puasa dengan sifat-sifat nya yang mewajibkan untuk membayangkan niat dalam menahan dari segala yang membatalkan nya dan menentukan sifat nya
Berniat satu kali untuk sebulan itu mempunyai dua keistimewaan.
1. Dianggap sah puasa nya orang yang di hari itu lupa memalamkan niat menurut pendapat madzhab lmam Malik.
2. Memperolehi pahala puasa satu bulan utuh jika ia meninggal (wafat) sebelum genap satu bulan, memandang dari niatnya.
Demikian ulasan khusu terkait 2 Rukun Puasa yang Harus Diketahui dan Penjelasannya. Semoga bermanfaat.
Sumbr: Kitab At-taqriratus Sadidah fi Masa’ilil Mufidah” karya As-Sayyid Hasan bin Ahmad bin Muhammad Al-Kaff.
Semoga Bermanfa’at. Amiinn Yaa Robbal ‘Alamin.
Pengasuh Ngaji: KH Damanhuri, Rais Syuriah PCNU Bantul.