3 Jenis Seorang Gus: Gus Nasab, Gus Nasib, Gus Nusub.
Dalam dunia Pesantren Jawa, biasanya anak Kyai yang laki-laki dipanggil “GUS” sedangkan untuk yang perempuan dipanggil “NING”.
Panggilan “GUS” tidak hanya berlaku untuk anak Kyai saja. Biasanya santri-santri yang mempunyai “llmu & Pemahaman” yang lebih tinggi juga dipanggil “GUS”, dan tidak berarti semua anak Kyai yang dipanggil “GUS” itu mempunyai ilmu dan pemahaman agama yang lebih tinggi. Bahkan banyak di antara “Kang-kang Santri” lebih pintar dari seorang anak Kyai yang dipanggil “GUS” tersebut. “Sebagian GUS” ada yang belajar dengan “Kang Santri” tanpa gengsi.
Status “GUS” itu ada tiga tingkatan :
“Pertama Gus Nasab“, kedua “Gus Nasib” & ketiga “Gus Nusub”.
Dilihat dari tingkatan tersebut, jelas tampak perbedaan yang mencolok.
– Pertama “Gus Nasab”, ialah orang yang memang secara urutan nasab mengarah pada bapaknya yang Kyai. Mungkin juga kakek dan buyutnya juga seorang Kyai, tetapi tidak menutup kemungkinan ia mendapatkan nasab “GUS” itu dari ayahnya saja.
– Kedua “Gus Nasib”, ialah orang yang entah secara keberuntungan atau karena jerih payah mencari ilmu agama di pesantren, ia dipanggil dengan sebutan “GUS”. Biasanya orang ini disegani karena keilmuannya yang tinggi atau sebab menjadi menantu kyai. Gus Nasib yang beruntung, biasanya mereka dijodohkan sang Kiyai dengan anak perempuannya, atau biasa disebut dengan “NING”. Inilah yang dinamakan “Gus Nasib” atau nasib yang memilihnya menjadi “GUS”.
– Ketiga adalah “Gus Nusub”. Mereka yang masuk dalam kriteria tingkatan ini adalah orang-orang yang berambisi besar. Entah saking terobsesinya ingin menjadi “GUS” atau niatan lain, mereka sengaja “nusub-nusub” (mencari celah) dengan mencari pangung atau memproklamirkan diri sebagai gus hanya bermodal nekat.
Mereka yang berada di tingkatan “Gus Nusub”, terkadang juga mencari perhatian dengan cara apapun, berharap disebut gus. Sedikit sekali orang yang bisa masuk ke ‘maqam’ “Gus Nusub” kecuali berahir dengan malu sebab hanya pengakuan bukan sebab “keilmuannya”. Dari berbagai kisah yang ada di dunia nyata, kebanyakan “Gus Nusub” mereka dicoba dengan banyak penyakit hati, adapun penyakit hati tersebut antara lain: sombong, ujub, kemaki, dan lain sebagainya. Pada kenyataannya, jarang sekali mereka yang berada pada ‘maqam’ “Gus Nusub” bisa melewati cobaan tersebut. Dan bagi mereka yang lulus dari cobaan, mereka cenderung untuk masuk pada sikap “ngoco ing njero” (instropeksi).
Demikian tentang 3 Jenis Seorang Gus: Gus Nasab, Gus Nasib, Gus Nusub. Jelas sudah perbedaan ‘maqam’ antara “Gus Nasab, Gus Nasib, dan Gus Nusub”. Apapun perbedaannya tetap saja mereka adalah orang yang dipanggil dengan sebutan “GUS”. Tidak peduli anak seorang Kiyai, tidak menutup kemungkinan dia orang pintar agama (santri).
Jadi berbahagialah mereka yang mempunyai nama AGUS nga perlu nasab, nasib, nusub, sudah dipangil “GUS”.
Penulis: Musa Muhammad.