2026 nanti (9 tahun lagi) NU akan berusia 100 tahun atau 1 abad. Diharapkan 1 abad NU menjadi momentum merayakan kebangkitan NU dalam semua semua bidang. Dari pendidikan, harus lahir lembaga pendidikan yang unggul, mulai PAUD sampai Perguruan Tinggi, baik untuk kelas bawah, menengah, dan atas.
Dalam ekonomi, harus lahir koperasi, Bank, toko, dan sejenisnya atas nama lembaga NU yang dikelola secara amanah dan mampu memberdayakan ekonomi institusi NU dan warga NU. Dalam politik, harus lahir politisi NU yang memegang jabatan publik, mulai Presiden sampai Kepala Desa yang amanah dan mampu memajukan bangsa.
Dalam dakwah, harus lahirnya media dakwah yang unggul yang mampu menjangkau kelas atas, menengah, dan bawah. Media online menjadi opsi di era milenial ini. Dalam sosial, harus menguatkan lahirnya kebersamaan dan kesetiakawanan sosial satu dengan yang lain dengan meningkatkan budaya Infak dan Sedekah yang dikelola secara transparan dan akuntabel.
Visi Misi NU
NU adalah kebangkitan ilmuwan yang dilakukan dgn pemikiran matang, bukan ngawur, tapi terencana, sistematis, berkelanjutan, dan berorientasi kesejahteraan rakyat. NU adalah organisasi sosial keagamaan yang bertujuan mengamalkan ajaran Ahlissunnah Wal Jamaah An Nahdliyyah dan memajukan bangsa.
Komitmen keislaman dan kebangsaan NU tidak terbantahkan dgn bukti sejarah dan akan terus dilanjutkan sebagai visi misi organisasi. Siapapun yang mengancam eksistensi NKRI dan Pancasila akan berhadapan dgn NU. Tashwirul Afkar (dinamisasi keilmuan), Nahdlatul tujjar (kebangkitan ekonomi) dan Nahdlatul Wathan (kebangkitan nasionalisme) adalah tiga pondasi utama berdirinya NU yang terus mewarnai perjalanan NU sepanjang masa.
Kaderisasi dalam hal ini memegang peranan penting dlm mewujudkan visi misi NU. Kaderisasi memastikan adanya change and continuity menuju realisasi cita-cita besar organisasi dlm mengawal Islam Nusantara sebagai manifestasi Aswaja Nahdliyyah dan memajukan potensi bangsa dalam segala aspek kehidupan, moral, pendidikan, ekonomi, budaya, sosial, dan politik kebangsaan.
IPNU-IPPNU Harapan Utama
Menyongsong 1 abad NU, dengan 5 indikator di atas, peran dan kontribusi kader-kader muda NU sangat mendesak. Mereka harus tampil sebagai kader-kader yang mendalam ilmunya, piwai berorganisasi, terlatih menerapkan manajemen profesional, berjejaring scr luas, dan mampu menggerakkan perubahan yang positif, dimulai dari lingkungan terdekat sampai ke wilayah yang lebih luas.
Menghidupkan masjid, mushalla, taman baca masyarakat, majlis ta’lim, pesantren, dan organisasi kepemudaan adalah tugas kader-kader muda. Berani menghadapi problem sosial dan memecahkannya dgn ide-ide kreatif-inovatif-solutif adalah ciri kader harapan.
Orang pintar, kata Prof Nuh, adalah orang yang berpikir solusi. Sdgkn orang bodoh hanya meratapi dan mencari kambing hitam persoalan. Orang pintar menciptakan sinergi dan terobosan baru. Orang bodoh menciptakan konflik, agitasi, dan disharmoni yang kontraproduktif bagi upaya problem solving.
Kebesaran NU terletak dari kemampuan pengurus dan warganya melahirkan solusi-solusi persoalan-persoalan umat, rakyat, dan bangsa. Jika NU tidak mampu, maka jangan salahkan publik jika tidak mengapresiasi.
Maka, tugas kader-kader muda NU untuk bergerak terjun di tengah-tengah umat, mengidentifikasi problem-problem mereka, menawarkan solusi dan melakukan langkah-langkah riil aplikatif bagi pemecahan masalah (problem solving).
Ingat dawuh Nabi:
خير الناس انفعهم للناس
Sebaik-baik manusia adalah orang yang mampu memberikan kemanfaatan bagi orang lain.
Ingat dawuh ulama:
المتعدي افضل من القاصر
Sesuatu yang manfaatnya berkembang pada orang lain lebih utama dari yang terbatas pada diri sendiri.
Saatnya Yang Muda Berkarya.
Makesta IPNU-IPPNU Ancab Trangkil,
di MA NU Luthful Ulum Wonokerto Pasucen Trangkil,
Jum’at, 11 Mei 2018
(Jamal Ma’mur Asmani)