Waktu Pelaksanaannya Shalat Wajib dan Penjelasannya

waktu shalat wajib

Waktu Pelaksanaannya Shalat Wajib dan Penjelasannya. Shalat yang diwajibkan ada lima. Disyariatkannya shalat berdasarkan perintah Allah, seperti tertera dalam Q.S. An-Nisa ayat 103 :

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

Bacaan Lainnya

“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

Juga berdasarkan beberapa hadit Nabi saw, diantaranya hadits dari Ibnu Umar ra. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary no. 8 :

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Islam dibangun di atas lima (tonggak): Syahadat Laa ilaaha illa Allah dan (syahadat) Muhammad Rasulullah, menegakkan shalat, membayar zakat, hajji, dan puasa Ramadhan”.

Waktu Pelaksanaannya Shalat Wajib. Diantara lima shalat itu, yang pertama adalah shalat dhuhur. Awal waktu shalat dhuhur adalah ketika matahari sudah tergelincir, adapun akhir waktu shalat dhuhur adalah ketika bayangan suatu benda sama panjang dengan bendanya sesudah matahari tergelincir.

Kedua, shalat ashar. Awal waktunya yakni ketika bayangan suatu benda sudah lebih panjang dari bendanya. Adapun akhir waktu ashar adalah ketika matahari terbenam atau sudah masuk waktu maghrib.

Ketiga, shalat maghrib. Waktunya hanya satu, yakni terbenamnya matahari, dan sekedar cukup waktu untuk mengumandangkan adzan, berwudlu, menutup aurat, lalu shalat maghrib, ditambah kira-kira cukup untuk shalat lima roka’at.

Ini adalah pendapat madzhab Syafi’ie dalam qaul jadid, dalilnya adalah hadis tentang Malaikat Jibril as. Yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (393) dan at Tirmidzy (149) dan lainnya, dari Ibnu Abbas ra. Di dalam hadits tersebut menceritakan bahwa Jibril as. shalat maghrib bersama Nabi saw. dalam dua hari berturut-turut ketika saat orang berbuka puasa, artinya dalam satu waktu yang sama, yakni setelah matahari terbenam. Menurut madzhab Syafi’ie qual qodim, waktu maghrib diperpanjang sampai hilangnya mega merah.

Pengikut madzhab ini memperkuat beradasarkan dalil, seperti hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dimana peristiwa itu terjadi ketika beliau sudah berada di Madinah, dan ini lebih kuat dibandingkan dengan hadits Jibril yang ketika itu masih di Makkah, oleh karena berita tersebut lebih akhir dibanding dengan hadits Jibril. Dan di dalamnya terdapat pernyataan: Lalu beliau mengakhirkan sholat maghrib sampai hilangnya mega merah. Dan hadits Rasulullah saw. beliau bersabda: “Waktu sholat maghrib selama belum hilangnya mega merah”, diriwayatkan oleh Muslim (612).

Keempat, shalat isya’. Awal waktunya ketika mega merah sudah hilang, dan akhir waktu ikhtiyar sampai sepertiga malam, dan waktu jawaz (masih diperbolehkan) sampai terbitnya fajar yang kedua.

Kelima, shalat shubuh. Awal waktunya ketika sudah terbit fajar kedua, dan akhir waktu ikhtiyar sampai ufuq timur kelihatan memerah, dan waktu jawaz sampai matahari terbit.

Hadits yang mengumpulkan tentang waktu shalat yang lima, adalah yang diriwayatkan oleh Muslim (614) dan lainnya, dari Abu Musa al Asy’ary ra.,

وَعَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَّهُ أَتَاهُ سَائِلٌ يَسْأَلُهُ عَنْ مَوَاقِيت الصَّلَاةِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ شَيْئًا

Dari Abu Musa Al-Asy’ari dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahwasanya datang seseorang yang bertanya kepada Beliau tentang waktu-waktu shalāt, namun beliau tidak menjawab sedikitpun.

قَالَ فَأَقَامَ الْفَجْرَ حِينَ انْشَقَّ الْفَجْرُ وَالنَّاسُ لَا يَكَادُونَ يَعْرِفُ بَعْضُهُمْ بَعْض

Maka Rasulullah saw pun keesokan harinya menunaikan shalat fajar manakala cahaya fajar terbelah (manakala datang waktu fajar). Dan masing-masing orang pada waktu itu tidak mengetahui satu sama yang lain karena masih gelap.

ثم أمره فاقام بالظهر حين زَالَتْ الشَّمْسُ وَالْقَائِلُ يَقُولُ قَدْ انْتَصَفَ النَّهَارُ وَهُوَ كَانَ أَعْلَمَ مِنْهُمْ

Kemudian, beliau pun memerintahkan dan melaksanakan shalat dhuhur pada saat matahari mulai tergelincir. Dan orang yang berkata, dia mengatakan bahwasanya hari sudah pertengahan (tengah hari) dan dia orang yang paling mengetahui waktu di antara mereka.

ثُمَّ أَمَرَهُ فَأَقَامَ بِالْعَصْرِ وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ

Kemudian beliaupun memerintahkannya untuk menegakkan shalat ashar. Dan Beliau melaksanakan shalat ashar sementara matahari masih tinggi.

ثُمَّ أَمَرَهُ فَأَقَامَ بِالْمَغْرِبِ حِينَ وَقَعَتْ الشَّمْس

Kemudian beliau memerintahkannya dan menunaikan shalat maghrib pada saat matahari mulai jatuh (mulai tenggelam).

ثُمَّ أَمَرَهُ فَأَقَامَ الْعِشَاءَ حِينَ غَابَ الشَّفَقُ

Kemudian beliaupun memerintahkan dan menunaikan shalat isya’ pada saat syafaq telah hilang (syafaq adalah warna kemerahan yang ada di langit).

ثُمَّ أَخَّرَ الْفَجْرَ مِنْ الْغَدِ حَتَّى انْصَرَفَ مِنْهَا وَالْقَائِلُ يَقُولُ قَدْ طَلَعَتْ الشَّمْسُ أَوْ كَادَتْ

Kemudian beliau pada keesokan harinya mengakhirkan shalat fajar dan manakala beliau meninggalkan mereka, seseorang berkata:

“Telah terbit matahari atau hampir terbit matahari.”

ثُمَّ أَخَّرَ الظُّهْرَ حَتَّى كَانَ قَرِيبًا مِنْ وَقْتِ الْعَصْرِ بِالْأَمْسِ

Kemudian beliau mengakhirkan shalat dhuhur sampai waktu dekat dengan waktu ashar yang dilakukan pada hari yang kemarin.

ثُمَّ أَخَّرَ الْعَصْرَ حَتَّى انْصَرَفَ مِنْهَا وَالْقَائِلُ يَقُولُ قَدْ احْمَرَّتْ الشَّمْس

Kemudian beliau mengakhirkan waktu ashar sampai tatkala beliau meninggalkan mereka, orang-orangpun mengatakan (ada yang berkata):

“Matahari telah kemerahan-merahan.”

ثُمَّ أَخَّرَ الْمَغْرِبَ حَتَّى كَانَ عِنْدَ سقوطِ الشَّفقِ

Kemudian mengakhirkan shalat maghrib sampai syafaq mulai hilang.

ثم أخَّرَ العِشاءَ حتى كان ثُلُثُ اللَّيلِ الأوَّلُ

Kemudian beliau mengakhirkan shalat isya’ sampai akhir dari sepertiga malam yang pertama.

ثم أصبح فدَعَا السائلَ، فقال: الوقتُ بين هذَينِ

Kemudian beliaupun keesokan harinya memanggil orang yang bertanya tadi maka beliau bersabda bahwasanya waktu shalat adalah antara 2 waktu tadi.

Demikian Waktu Pelaksanaannya Shalat Wajib dan Penjelasannya. Semoga bermanfaat. Amin

(Disarikan dari kitab At-Tadzhib fi Adillah Matn Al-Ghayah wa At-Taqrib karya Prof. Dr. Mushthafa Dib al-Bugha oleh redaksi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *