Jika Nabi Muhammad SAW menjadi idola kita, maka bisa bertemu dengannya merupakan suatu anugerah. Sebagai manusia yang lahir jauh sejak kematian Rasulullah, maka potensi bertemu dengan dia hanya melalui mimpi.
Dalam banyak konteks kehidupan, bertemu dengan idola atau kekasih tentunya menyenangkan. Kita bisa saja berkunjung ke rumahnya, dan berbincang satu atau dua jam. Namun bagaimana jika idola dan kekasih kita sudah lama meninggal? Bagaimana kita bisa tetap bertemu dan melapas rindu?
Bagi kita umat Islam, di setiap salat selalu menyebut nama idola dan kekasih kita, Nabi Muhammad SAW. Bertemu dengannya, walau hanya sebatas di alam mimpi, tentu berpotensi membahagiakan. Ulama Muhammad Quraish Shihab berbagi tips yang bisa mengusahakan kita bisa bertemu dengan Rasulullah di mimpi.
“Pertama teladani [akhlak beliau], teladani termasuk di hal-hal kecil, teladani [cara beliau] masuk rumah keluar rumah,” kata ahli tafsir berusia 80 tahun tersebut, dikutip dari YouTube Mata Najwa dengan judul Gus Baha dan Abi Quraish Menjawab Soal Cinta, Taaruf dan Fans K-pop (Part 2).
Mungkin maksud dari Quraish Shihab adalah melaksanakan dan menghayati setiap sunnah Rasulullah. Sunnah dari hal yang kecil sampai besar. Sunnah yang berhubungan perilaku pada diri sendiri, termasuk juga pada orang lain.
Cara kedua untuk mendekatkan potensi bertemu dengan Rasulullah di alam mimpi, dengan memperbanyak salawat pada nabi. “Ketiga [dengan] berdakwah. Itu tiga [cara yang utama]. Ada beberapa cara [lainnya], namun itu yang paling sulit, [berupa] meneladani [akhlak nabi],” katanya.
Dengan meneladani akhlak Rasulullah, maka hati kita akan terpaut dengannya. “Secara ilmu jiwa juga ada [teorinya], kalau [ikatan jiwa bisa] terpaut [dengan] mimpi,” kata Quraish Shihab.
Quraish Shihab menekankan, setiap mimpi bertemu dengan Rasulullah maka itu benar. Kita bisa merasakan dan mengetahui saat kita bermimpi bertemu Rasulullah. Perwujudakan atau manifestasi bertemu dengan Rasulullah dalam mimpi bisa bermacam-macam, satu orang bisa berbeda dengan orang lainnya.
“Dan mimpinya bisa bermacam-macam. Ini kok muda, kok tua, ada tasfirnya. Mimpi [bertemu] Rasulullah tidak salah, mimpi [bertemu dengan] Tuhan [itu] pasti salah,” katanya.
–
Penulis: Antariksa Bumiswara