“Bapak” aliran Wahabi, Muhammad bin Abdul Wahhab adalah putra dari salah seorang Syaikh (Mursyid) Tariqah Qadiriyah, yakni Syaikh Abdul Wahhab.
Demikian ditegaskan langsung oleh Syaikh Muhammad Fadil Al-Jailani Al-Hasani ketika akan mengisi acara di UNIRA Malang, Selasa (11/12/18).
Begitu ta’dzim dan cintanya sang ayah pada Rasulullah, maka putranya pun diberi nama “Muhammad”. Namun sayang, sang anak yang diharapkan bisa mengikuti jejak sang ayah dalam kecintaannya pada Rasulullah, justru berbalik arah.
Sebagai pengamal Tariqah, bertawassul dengan kaum Solihin tentu sesuatu yang biasa dilakukan, apalagi dengan Rasulullah. Namun Wahabi menolak tawassul seperti itu.
Bagi Wahabi, bertawassul kepada orang-orang yang sudah tiada adalah satu kesesatan yang nyata. Pernyataan Muhammad bin Abdul Wahab yang menghina Nabi Muhammad, serta tuduhan Albani atas kesesatan para mutawassilin menjadi bukti anggapan tersebut.
Dan bisa jadi, Muhammad Abdul Wahhab menilai antara dirinya dengan ayahnya seperti halnya antara nabi Ibrahim dan ayah Ibrahim sang penyembah berhala. padahal, sebenarnya antara sang ayah dan anaknya tak ubahnya bagai nabi Nuh as dan anaknya. Wallahu a’lam…
Penulis: Zulfan USyahransyah At-Tijani, Malang.
