RMI-NU Harus Melebarkan Sayap Ke Kampus Umum

Seminar

SURAKARTA.BANGKITMEDIA.COM

Seminar Regional dengan tema “Revitalisasi Pondok Pesantren untuk Penguatan Perguruan Tinggi Islam” diadakan di IAIN Surakarta Kamis, (19/10) Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara Silatda Jateng-DIY. Seminar ini dibuka langsung oleh Sekjen Gerakan Nasional Ayo Mondok KH. Hakim Zaini, M. Si.

“Seminar hari ini diselenggarakan sebagai bentuk sebuah kerja sama strategis antara dua kekuatan intelektual dan dua kekuatan moral yang ada di Indonesia. Kekuatan intelektual dan moral yang pertama adalah pondok pesantren dan kekuatan intelektual juga moral yang kedua adalah perguruan tinggi. Oleh karena itu saudara-saudara sekalian, jika hari ini kita menjadi sama, menyambungkan kembali antara pondok pesantren dan perguruan tinggi Islam itu seperti cinta lama bersemi kembali,” ujar Kyai Hakim

Narasumber yang dihadirkan pada seminar ini di antaranya adalah Ketua PP RMI NU KH. Abdul Ghaffarrozin, M. Ed, Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Abdul Munir Mulkhan, SU, dan Sejarawan UNS Prof. Dr. Hermanu Joebagyo.

“Gerakan Ayo Mondok ini digemparkan untuk mengenalkan pesantren ke kalangan di luar pesantren agar mereka berbondong-bondong datang ke pondok pesantren. Selama ini masyarakat hanya tahu mengenai pesantren dari mulut ke mulut, oleh karena itu kami ingin mencoba cara lain dalam memperkenalkan pondok pesantren. Gerakan ayo mondok ini diharapkan bisa menarik sel-sel baru pesantren bahwa santri itu tidak dari kalangan santri sendiri seperti keluarga santri tetapi dari masyarakat kelas menengah,” tegas Gus Rozin

Seminar berlangsung dengan lancar dan menarik sehingga mendatangkan sebelas penanya dari para peserta yang datang dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, santri, aktivis pondok bahkan dari kiai sendiri. Selain itu, hadir juga Prof. Dr. H. Kamaruddin Amin, MA yang mewakili Menteri Agama RI Dr. H. Lukman Hakim Saifudin yang berhalangan hadir dalam kegiatan ini.

“RMI harus berani mengadakan seminar di universitas umum, agar mereka tidak mudah dimasuki oleh ideology takfiri dan terorisme karena beberapa mahasiswa sana adalah orang Islam. RMI harus melebarkan sayap ke universitas umum, agar saudara kita yang di sana terselamatkan. Karena pintu terbukanya pemahaman takfiri dan terorisme adalah ketika mahasiswa disuruh membeli buku tetapi ia malas dan akhirnya ketika presentasi, mengerjakan tugas mencari materi lewat youtube, google dan lainnya,” tegas salah satu peserta. (Ayu Ismatul Maula/Rokhim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *