Keluarga besar Ponpes Sunan Kalijaga meminta kepada para alumni, santri, jamaah dan keluarganya agar tidak mendatangi reuni 212 di Monas pada tanggal 2 Desember mendatang.
Meskipun dikemas dalam acara “maulid agung dan reuni akbar alumni 212”, agenda ini tidak lebih dari agenda politik dalam kemasan “kreatifitas agama”, baik secara tersirat maupun adanya potensi tersurat. Jika mau mengagendakan perayaan maulid, sebagai ungkapan syukur, menghormati dan merefleksikan kembali kelahiran Nabi Muhammad SAW tidak perlu hadir pada reuni 212, tetapi cukup di rumah, mushola, masjid, lapangan maupun pesantren setempat.
Oleh karena itu kepada kaum muslimin di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya dan berbagai daerah di tanah air, kami menghimbau agar tidak mendatangi seruan panitia reuni alumni 212. Berdasarkan hasil pertimbangan mendalam, meskipun reuni akbar 212 sebagai hak kebebasan berekspresi, hak beragama yang dijamin konstitusi dan UU No. 39 Tahun 1999 sehingga tidak dilarang oleh negara, tetapi aspek maslahah dan aulawiyahnya lebih sedikit. Bahkan bisa berpotensi adanya mafsadat, kerusakan bagi hak-hak orang lain seperti pengguna jalan dan hak-hak seperti rasa aman, nyaman warga Jakarta. Dalam kaidah fiqh disebutkan, “Dar ul mafaasid muqoddamun ‘ala jalbil mashoolih/menghindarkan hal yang berpotensi merusak lebih didahulukan dari pada mengambil kemaslahatannya”. Bahkan ibadah mahdhoh, seperti shalat wajib saja saat imam mengetahui ada diantara jamaah adalah orang tua, ibu-ibu sedang menyusui maka bacaan suratnya makruh membaca surat yang panjang.
Terlebih suasana sekarang sedang masa kampanye terbatas Pemilu 2019, bukan rapat umum sehingga semua pihak diharapkan bisa saling memahami, menahan diri dan bekerja sama untuk kondusifitas berbangsa dan bernegara. Silahkan dilakukan reuni alumni 212, sebatas warga Jabotabek tetapi jauhkan dari pelibatan masa dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan perundangan-undangan memang tugas kamtibmas di tangan Polri, tetapi implementasinya butuh peran dan kepedulian masyarakat. Kami mengapresiasi Polri, Gubernur DKI yang telah memberikan izin rencana reuni akbar alumni 212. Jangan ciderai kepercayaan yang diberikan negara dengan adanya hal-hal yang dilarang UU dan kepatutan.
Bagi Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan jelas amat, agenda yang lebih utama adalah bagaimana komponen bangsa dan negara, bersinergi menjaga persaudaraan, persatuan dan menjauhkan diri dari provokasi dan hal-hal yang memicu permusuhan dan konflik.
Hajat pemilu 2019 sebagai proses demokrasi elektoral kelima pasca reformasi, tidak boleh dikotori dengan hoaks, fitnah, ujaran kebencian dan kompetisi yang tidak sehat. Kedepankan fatsoen politik dari pada sekedar mengejar kekuasaan dengan menabrak, menghalalkan segala cara. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan berkahNya bagi seluruh bangsa dan negara Indonesia sehingga Pemilu 2019 menjadi hajat demokrasi yang aman, jujur dan adil.
Yogyakarta, 30 November 2018
Hormat kami,
Beny Susanto
Pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan