PCI Muslimat NU Hongkong Resmi Dilantik
HONGKONG-Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Muslimat NU Hongkong-Macau Masa Bakti 2018-20121 resmi dilantik belum lama ini. Acara pelantikan tersebut digelar di Chai wan Hongkong. Acara ini dihadiri langsung oleh lima pengurus pusat Muslimat NU, banom-banom NU di Hongkong serta tamu undangan lainnya.
Acara digelar dengan dimulai pembacaan sholawat, lagu indonesisa raya dan dilanjutkan mars muslimat NU. Dalam acara pelantikan sekaligus Harlah Muslimat ini, Ketua II PP Muslimat NU Dr. Hj Nurhayati Said Aqil Siradj, MA mengucapkan selamat kepada para pengurus yang telah resmi dilantik.
“Semoga menjalankan amanah dan rukun. Muslimat harus semangat, istiqomah bergerak bersama. Harus iklas lilahi ta’ala,” pesan Bu Nyai Nurhayati.
Setelah ceramah selesai, dilanjutkan ke acara utama, yaitu pelantikan pengurus Muslimat NU Hongkong-Macau. Para pengurus baru dipanggil satu persatu untuk dilantik dengan pembacaan ikrar. Dalam sambutanya, Ketua I PP Muslimat NU, Dr Hj Sri Mulyati MA berharap agar Muslimat hari ini dan yang akan datang semoga lebih baik
Ketua terlantik Fatimah juga mengucapkan terima kasih pada semuanya atas dukungan dan partisipasinya. (Srindayati/rk)
Demikian PCI Muslimat NU Hongkong Resmi Dilantik. Semoga bermanfaat.
Muslimat Nahdlatul Ulama adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat sosial keagamaan dan merupakan salah satu Badan Otonom dari Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Didirikan pada tanggal 26 Rabiul Akhir bertepatan dengan tanggal 29 Maret 1946 di Purwokerto. Hingga kini dipimpin oleh Ketua Umum Hj. Khofifah Indar Parawansa, yang sekaligus juga Gubernur Provinsi Jawa Timur.
Muktamar NU ke-13 di Menes, Banten, 1938 menjadi momen awal gagasan mendirikan organisasi perempuan NU itu muncul. Dua tokoh, yakni Ny R Djuaesih dan Ny Siti Sarah tampil sebagai pembicara di forum tersebut mewakili jamaah perempuan. Ny R Djuaesih secara tegas dan lantang menyampaikan urgensi kebangkitan perempuan dalam kancah organisasi sebagaimana kaum laki-laki. Ia menjadi prempuan pertama yang naik mimbar dalam forum resmi organisasi NU. Secara internal, di NU ketika itu juga belum tersedia ruang yang luas bagi jamaah perempuan untuk bersuara dan berpartisipasi dalam penentuan kebijakan. Ide itu pun disambut dengan perdebatan sengit di kalangan peserta Muktamar. Setahun kemudian, tepatnya pada Muktamar NU ke-14 di Magelang, saat Ny Djuaesih mendapat tugas memimpin rapat khusus wanita oleh RH Muchtar (utusan NU Banyumas) yang waktu itu dihadiri perwakilan dari daerah-daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat, seperti Muntilan, Sukoharjo, Kroya, Wonosobo, Surakarta, Magelang, Parakan, Purworejo, dan Bandung. Forum menghasilkan rumusan pentingnya peranan wanita NU dalam organisasi NU, masyarakat, pendidikan, dan dakwah.