Ora Banser, Ora Gaul: Bahagianya Mengawal Ulama’

Banser NU

Senin (10/12/2018) telah berlangsung kegiatan ‘Jateng Bersholawat’ bersama Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf yang berlokasi di Alun-Alun Kota Magelang.

Kegiatan ini dihadiri juga oleh Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah, KH Achmad Chalwani pengasuh Pon-pes An-Nawawi Purworejo dan Gus Mahfudz Hamid selaku ketua PP Rijalul Ansor.

Sejak jauh sebelum acara dimulai, saya mengamati ada pasukan pria gagah berseragam doreng dan berbaret atau bertopi hitam yang nampaknya tengah sibuk mondar-mandir mengamankan lokasi. Wajahnya berseri-seri, senyumannya menggetarkan hati, terlihat aura bahagia mereka sebab akan bertemu dengan jajaran habaib, ulama dan kyai. 

Pasukan pria gagah ini, Banser namanya. Merekalah yang ‘punya gawe’ terhadap acara ini. Sebab, penyelenggaranya adalah Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah. Tentu saja Banser punya andil untuk turut serta mensukseskan jalannya acara.

Dan foto ini, biarkan dia berbicara. Walau tak terlalu dramatis, orang berpikir jernih pasti tahu makna yang dikandungnya. Foto ini tak lain untuk turut menjawab beberapa pernyataan menohok kaum sebelah yang tiada dasar, ‘Banser tukang jaga gereja, tukang bubarin pengajian’, SALAH BESAR! Justeru Banser-lah elite utama yang ditugaskan menjaga pengajian oleh para habib, ulama dan kyai.

Jika Banser membubarkan pengajian, pastinya ada yang salah dengan pengajian tersebut, entah provokatif atau bernuansa radikal-ekstrim. 

Kepada kaum yang masih suka nyinyir sambil berteriak lantang ‘Banser tukang bubarin pengajian’, mari datang ke acara-acara kami, ke majelis atau pengajian NU, anda akan melihat betapa pasukan yang kerap diolok sebagai ‘Banserep’ itu benar-benar Sami’na wa atho’na kepada Habib, Kyai dam Ulama. Tanpa diberi gaji, yang mereka harap hanya Do’a kyainya, Syafaat Rasulullah dan Ridho Allah SWT. Mari datang ke acara-acara kami, kalian akan merasakan betapa damai dan sejuknya tausiah-tausiah yang disampaikan kyai kami. Tidak hoax, tidak mengolok, tidak mencibir dan tidak provokatif. 

Saya mengutip slogan sahabat Banser Wonosobo, “Ora Banser Ora Gaul”, begitulah sekiranya. Bukan berarti menjadi Banser hanya untuk keren-kerenan atau gaul-gaulan saja. Karena Banser bukan ajang untuk hal itu. Namun dengan bergabung menjadi Banser, tentu saja akan membuatmu jauh lebih gaul dan keren. Ini serius! Banyak yang telah membuktikannya. Anda tertarik? DIKLATSAR dulu gaeeeesss!!! 

Eh kok nganu ya mas Banser, itu lampunya kok mBlereng mBanget ya? Tolong dong dikondisikan pencahayaannya! Mblereng banget nih, mataku jadi loro!

Sekian
Vinanda Febriani
Selasa. 11 Desember 2018.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *