NU Jetis Raih 44 Juta Setiap Bulan, Apa Rahasianya?

nu jetis

Unit Pengelola Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (UPZISNU) Kecamatan Jetis, bernaung di bawah NU Care-LAZISNU Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mewujudkan gerakan kemandirian NU, UPZISNU Jetis turut serta mengaktifkan gerakan Kotak Infak (Koin) NU.

“Setelah memperoleh SK, kita segera mencanangkan Gerakan Koin NU, yang diluncurkan 27 November 2017,” kata Ketua UPZISNU Jetis, HA Choiran Marzuki kepada NU Online, Senin (21/1) malam.

Choiran menuturkan sebagaimana MWCNU yang lain di seluruh Kabupaten Bantul, Gerakan Koin NU memperoleh sambutan antusias oleh warga. Bukti antusias warga, kata dia, menjelang Ramadhan yang lalu, satu kotak milik salah satu warga berisi lebih dari dua juta rupiah.

“Sering pula ada uang kertas ribuan dilipat kecil, lalu setelah dibuka, di dalamnya ada uang kertas seratus ribuan,” katanya.

Uniknya, di Jetis peminat Koin bukan hanya warga NU. Hal itu terbukti salah satunya adanya dokter RS PKU Muhammadiyah yang juga menjadi salah satu pemegang kotak Koin NU. “Dan hampir selalu berisi ratusan ribu tiap bulannya,” tambah Choiran.

Hingga Desember 2018, jumlah kaleng Koin NU yang terdistribusi di Kabupaten Bantul mencapai 43.000 buah. Adapun jumlah pemasukan mencapai Rp 5.031.842.233.235.

Di MWCNU Jetis sendiri ada 3.728 kotak Koin NU yang terdistribusikan ke masyarakat. Rinciannya adalah di Ranting Sumberagung 1.163 buah, Trimulyo 1042 buah, Patalan 909 buah dan Canden 714 buah.

Jumlah tersebut menjangkau empat kali lipat dari target. Karena secara geografis wilayah Kecamatan Jetis cukup kecil, hanya terdiri dari empat desa. Mengingat saat ini masih terus ada permintaan kotak Koin NU dari masyarakat, Choiran memperkirakan tidak lama lagi mencapai 4.000 kotak.

“Pemasukan Koin NU dari Januari hingga November 2018 untuk LAZISNU Jetis mencapai 433.566.900 rupiah. Jadi saat ini rata-rata pemasukan per bulan 44 juta rupiah,” papar Choiran.

Aktifnya gerakan Koin NU di Kecamatan Jetis tak jauh dari beberapa latar belakang. Salah satunya adalah tuntutan adanya peningkatan keberpihakan jamiyah Nahdlatul Ulama pada kepentingan dan kemaslahatan umat dan tuntutan kemandirian dana dalam  menggerakkan Nahdlatul Ulama.

Dana yang terkumpul dari Koin NU Jetis, pada tahap awal digunakan untuk pembelian mobil layanan umat atau ambulans gratis, bantuan tanggap bencana, santunan kematian dan warga kurang mampu. Mobil ambulans tersebut saat ini melayani rata-rata lima warga per hari. Mengingat masih tingginya kebutuhan warga akan mobil ambulans, UPZISNU Jetis mengagendakan menambah satu lagi mobil ambulans dalam tahun 2019 ini.

Selain untuk kebutuhan rutin misalnya mengantar pasien berobat ke rumah sakit maupun keperluan insidental seperti peristiwa kecelakaan atau mengantar jenazah, pada momen-momen tertentu bersama ambulans dari 16 MWCNU lainnya se-Bantul, juga diminta terlibat dalam mendukung program pemerintah, seperti posko lebaran, HUT RI, peringatan Hari Santri, dan lainnya.

“Ke depannya, pemanfaatan Koin NU termasuk untuk pendidikan, kesehatan secara umum, dan kemandirian ekonomi,” tegas Choiran. (NU-Online)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *