Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh dan Penjelasannya. Niat menjadi rukun pertama dalam puasa ramadan. Tanpa niat, maka puasa ramadan bisa batal. Karena niat itu membedakan antara ibadah dan tidak ibadah. Kalau kita puasa ramadan tanpa niat, maka itu tidak ada nilai ibadah di dalamnya.
Terkait niat dalam puasa ramadan, banyak pendapat dari para ulama. Di malam pertama ramadan, niat puasa ramadan sebulan penuh hukumnya sunnah. Sedangkan niat untuk hari-hari berikutnya banyak pendapat dari para ulama.
- Bagi kalangan Madzhab Syafi’iyah, niat puasa untuk sebulan penuh tersebut cukup untuk puasa satu hari yang pertama. Hari-hari berikutnya tetap wajib niat, jika tidak niat maka tidak sah puasanya kecuali hari yang pertama saja. Tapi ada ulama’ Mazhab Syafi’iyah, yakni Imam Ibnu Hajar al-Haitamy yang membolehkan niat sebulan penuh mengikuti Mazhab Malikiyah.
- Sedangkan menurut Imam Malik, niat puasa ramadan untuk sebulan penuh sudah mencukupi, tidak perlu niat lagi di hari-hari berikutnya. Niat puasa sebulan penuh di malam pertama ramadan sudah cukup untuk puasa sebulan penuh. (Hasyiya Qulyubi wa ‘Umairoh 2/67, Al-Majmu’ Syarah Muhadzab 6/303, Hasyiyah al-Bajuri 1/288 ).
Dalam kitab Kasyifatus Sajaa, dijelaskan sebagai berikut:
فلو نوى ليلة اول رمضان صوم جميعه لم يكف لغير اليوم الاول ، لكن ينبغى له ذلك ليحصل له صوم اليوم الذى نسي النية فبه عند مالك كما يسن له ان ينوى اول اليوم الذى نسيها فيه ليحصل له صومه عند ابى حنيفة و واضح ان محله ان قلد و الا كان متلبسا بعبادة فاسدة فى اعتقاده و هو حرام كاشفة السجا ١١٧
Apabila seseorang berniat pada awal malam bulan Ramadhan untuk melakukan puasa keseluruhannya ( 1 bulan full ) maka menurut Madzhab Syafii tidak cukup. Kewajiban niat harus dilakukan pada tiap malamnya. Tetapi menurut pendapat madzhab Maliki niat jamak puasa 1 bulan adalah sunah hal ini untuk menjaga puasa yang lupa tidak diniati. Hal senada juga dikemukakan oleh Madzhab Hanafi. Tapi yang perlu menjadi catatan adalah kita tidak boleh mencampur adukan madzhab. Bila ini dilakukan maka yang terjadi adalah kerusakan ibadah.
Menurut Mazhab Syafi’iyyah, niat puasa sebulan penuh pada malam awal puasa ramadan hukumya sunnah dan hanya mencukupi niat tersebut untuk malam pertama saja. Sedangkan bagi Malikiyyah dapat mencukupi pada malam-malam ramadhan berikutnya selama sebulan bila kebetulan ia lupa menjalankan niat.
قَوْلُهُ : ( التَّبْيِيتُ ) أَيْ كُلَّ لَيْلَةٍ عِنْدَنَا كَالْحَنَابِلَةِ وَالْحَنَفِيَّةِ وَإِنْ اكْتَفَى الْحَنَفِيَّةُ بِالنِّيَّةِ نَهَارًا لِأَنَّ كُلَّ يَوْمٍ عِبَادَةٌ مُسْتَقِلَّةٌ وَلِذَلِكَ تَعَدَّدَتْ الْكَفَّارَةُ بِالْوَطْءِ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِنْهُ ، وَيُنْدَبُ أَنْ يَنْوِيَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ أَوْ صَوْمَ رَمَضَانَ كُلَّهُ لِيَنْفَعَهُ تَقْلِيدُ الْإِمَامِ مَالِكٍ فِي يَوْمٍ نَسِيَ النِّيَّةَ فِيهِ مَثَلًا لِأَنَّهَا عِنْدَهُ تَكْفِي لِجَمِيعِ الشَّهْرِ ، وَعِنْدَنَا لِلَّيْلَةِ الْأُولَى فَقَطْ .
(Keterangan niat di malam hari) artinya pada setiap malam bulan ramadan menurut kalangan Kami (Syafi’iyyah) seperti pendapat kalangan Hanabilah dan Hanafiyyah hanya saja di kalangan Hanafiyyah menganggap cukup bila niatnya dikerjakan pada siang hari. Sebab setiap hari pada bulan ramadan adalah ibadah tersendiri.
Karenanya, diwajibkan membayar banyak kaffaarat (denda pelanggaran) sebab berkali-kalinya senggama di siang hari setiap hari-hari ramadhan namun disunahkan di malam pertama pada bulan ramadhan niat berpuasa sebulan penuh untuk mengambil kemanfaatan bertaqlid pada pendapat Imam Malik. Bagi kami (Syafi’iyyah) niat yang demikian hanya mencukupi pada malam pertama saja. (Hasyiyah al-Qolyuby V/365).
(ini diolah dari sumber piss ktb)
Artikel terkait baca di sini
Tonton video niat puasa. Tonton di sini