Dalam tradisi berlebaran di Indonesia, umat Islam tidak hanya saling memberi selamat. Mereka juga saling mengucapkan permohonan maaf. “Mohon Maaf Lahir Batin”, kalimat ini lazim diucapkan sembari saling memaafkan.
Mengenai ucapan “Mohon Maaf Lahir Batin” di hari raya, tentu hal ini merupakan sesuatu yang baik. Tetapi adakah sandaran hukumnya di dalam agama Islam? Dalam hal ini, Ustad Ma’ruf Khozin menjawab di dalam bukunya yang berjudul “Sukses Ibadah Ramadhan”. Beliau menjelaskan bahwa ucapan “Mohon Maaf Lahir Batin” adalah salah satu bentuk pengamalan dari hadis riwayat Muslim :
أَتَدْرُوْنَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوْا: المُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ، فَقَالَ: المُفْلِسُ مِنْ أُمَّتَي مَنْ يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَزَكَاةٍ وَصِيَامٍ، وَيَأْتِي وَقَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَل مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطِى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يَقْضِيَ مَا عَلَيْهِ، أَخَذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
“Tahukah kalian siapa orang bangkrut itu?” Mereka menjawab, “Orang bangkrut menurut kami adalah yang tidak punya dirham dan harta benda.” Beliau bersabda, “Orang bangkrut di kalangan umatku adalah seseorang yang datang pada hari Kiamat nanti dengan shalat, zakat, dan puasanya. Ia datang pada hari itu dan sebelumnya pernah mencaci si ini, menuduh si ini, memakan harta si ini, menumpahkan darah si ini, dan memukul ini. Maka yang ini diberi dari kebaikannya (ibadahnya) dan itu dari kebaikannya (ibadahnya). Jika kebaikannya sudah habis sebelum melunasi tanggungannya diambillah dari kesalahan mereka dan dilemparkan kepadanya. Lalu orang itu dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
Adapun kaitan antara hadis tersebut dengan ucapan “Mohon Maaf Lahir Batin”, adalah ketulusan memberi maaf tidak sekedar ucapan, namun hati pun memberi maaf sehingga mereka tidak menuntut kelak di akhirat. (An)