Bedah buku Ahmad Athoillah berjudul KH ALI MAKSUM, ULAMA, PESANTREN DAN NU dalam rangka Haul ke 30 KH Ali Maksum menampilkan 4 pembicara, yakni . Djoko Suryo (UGM), Prof. Yudian Wahyudi (Rektor UIN Sunan KAlijaga), KH Ahmad Zaim Maksum (Pengasuh PP Lasem, Rembang) dan saya, dengan moderator Dr. Sofiyullah Muzammil.
Di antara poin yang saya sampaikan adalah sosok KH Ali Maksum yang berasal dari Lasem (pantura) kemudian nyantri di Tremas, Pacitan (pantai selatan), lalu di Makkah dan tumbuh dewasa-tua di Yogyakarta (pedalaman Jawa), menjadikan sosok KH Ali Maksum sebagai tokoh yang komplit, baik spiritualitas, intelektualitas, integritas, sosialitas maupun nasionalitas.
Keluasan ilmu dan kecintaannya kepada agama, bangsa dan negara telah menyelesaikan tarik-menarik antara nasionalitas dan religiousitas, tidak seperti yang dialami beberapa pihak yang masih mempertentangkan keduanya.
Sebagai tokoh Islam nasional, KH Ali Maksum beserta Alm. Prof. Tolchah Mansoer, KH Ahmad Siddiq dan Gus Dur dll menjadi bintang Munas Alim Ulama NU awal tahun 1980-an di Situbondo dalam penerimaan Pancasila sebagai asas organisasi NU.
Semoga Allah Swt menempatkan Almarhum Al-Maghfurlah di surga-Nya dan dzurriyyah serta santri-santri yang ditinggalkan dapat melanjutkan perjuangannya.
Penulis: Dr KH A Zuhdi Muhdlor, Wakil Rais Syuriah PWNU DIY.