BANTUL, BANGKITMEDIA.COM
Dalam rangka mengasah kreatifitas santri, panitia Komplek Meeting Muharroman Krapyak menggelar lomba Kreasi Busana dari Bahan Bekas ynag dilaksanakan pada hari Minggu (15/10), di Aula Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek Q Krapyak, Yogyakarta.
Perlombaaan ini diikuti oleh perwakilan santri putri dari beberapa komplek pondok putri yang ada di Pondok Krapyak, baik Pondok Pesantren Al Munawwir maupun Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak. Komplek yang mengikuti di antaranya ialah Komplek Q, R2, L putri, Ribathul Qur’an (RQ), Gedung Putih (GP) , Hindun, dan Nurussalam Putri. Tiap kompleks mengirimkan 1 kelompok yang terdiri dari 1 model dan 3 desainer. Selanjutnya peserta diberi kesempatan untuk mempresentasikan karyanya dalam durasi waktu 10 menit.
Agustina, selaku ketua panitia mengatakan, setidaknya ada empat poin yang dijadikan bahan penilain oleh dewan juri yakni presentasi karya busana oleh desainer, inovasi desain, kreatifitas serta kerapian busananya.
Sesuai nama lomba, peserta juga diwajibkan untuk memanfaatkan bahan-bahan bekas sebagai bahan dasar pembuatan busananya, yang kemudian dibuat macam-macam busana sesuai kreasi masing-maisng.
Peserta dari kompek R2 mengambil tema “Rorojonggrang”. Tema ini dipilih karena berkaitan erat dengan sejarah Indonesia. Rorojonggrang juga mempunyai beberapa sifat positif seperti sifat kuat, tangguh, cantik serta menarik. Sehingga dalam pembuatan busana ini, mereka mengkolaborasikan kardus bekas dan kantong plastik yang kemudian di cat warna merah yang melambangkan sifat pemberanianya, dan warna putih yang melambangkan kesucian.
“Lomba yang terus diadakan setiap tahunnya ini bertujuan untuk mendongkrak kreatifitas santri , menunjukkan kepada dunia bahwa santri tidak hanya duduk dipondok dan baca kitab saja seperti mindset orang luar. Ini menunjukkan bahwa santri juga punya potensi luar biasa diera globalisasi ini,” ujar Zahrin, salah satu panitia dalam lomba ini.
Selain itu, kreasi busana dari Bahan bekas ini diharapkan akan terus digelar ditahun-tahun mendatang dengan tema-tema yang telah ditentukan sehingga Santri bisa terus mengeksplor dirinya untuk tidak kalah dengan orang luar. Bahkan bisa menjadi kompetisi dan bersaing di dunia Internasional. (Siti Husnul Fauziah/Rokhim)