Kisah Tanah Suci: Pasrah Kepada Allah, Seketika Ditolong Saat Itu Juga. Selama menjalankan ibadah haji, sebaiknya memperbanyak membaca:
لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم
Artinya, haji dan pelaksanaannya benar-benar bersandar dan hanya mengandalkan Allah semata. Tidak mengandalkan kekuatan dirinya sendiri.
Betapa banyak yang saat berangkat sehat wal’afiat, begitu di tanah suci malah sakit, atau sebaliknya. Betapa banyak pula yang sok-sokan merasa pernah atau sering naik haji, sehingga timbul rasa sombong. Eh, kemudian di sana malah sering tersesat dan hilang dari rombongan.
Ada orang desa, yang lugu dan berpendidikan rendah. Saat naik haji dia tertinggal dari rombongan. Kawan-kawannya Nafar Awal, sementara dia hingga tanggal 13 masih di Mina. Tertinggal sendirian tanpa seorangpun yang dikenal.
Mau bertanya tidak bisa bahasa Arab. Akhirnya hanya bingung. Di saat itulah ia pasrah dan bersandar pada Allah semata.
Eh, saat sedang dalam kondisi tersebut, tiba-tiba ia melihat seseorang yang membawa alat untuk menyadap karet dan berpakaian orang desa, persis seperti orang-orang yang ada di desanya. Padahal itu di Mina.
Maka dia merasa seperti di kampung sendiri dan bertanya pada orang tersebut tanpa sungkan.
“Kang, saya kebingungan, mau pulang. Gimana ya caranya?”
“Lha, rombonganmu mana?”
“Sudah pulang dari kemarin.”
“Ya, sudah. Pintu mana di Masjidil Haram yang paling kamu hafal?”
“Aku hafalnya pintu nomor 1. Penginapanku tidak jauh dari situ.”
“Yowes. Ayo saya antar…”
Dia lalu mengikuti langkah orang tersebut. Sekitar sepuluh langkah kemudian, tiba-tiba mereka sudah di depan pintu 1 Masjidil Haram.
Dia terheran-heran. Belum sempat mengucapkan terimakasih, orang yang berpakaian ala penduduk desa yang tadi menolongnya sudah lenyap entah kemana.
Subhanallah.
Kepasrahannya kepada Allah, membuatnya ditolong seketika itu juga.
Kisah nyata ini diceritakan oleh Kiai Thoifur di Pesantren Al-Muttaqin Ibru, Ahad kemarin (22 Juli 2019).
Semoga menjadi bekal bagi yang akan berangkat haji tahun ini.
Pesantren JariNabi, Jambi, 19 Juli 2019, 11.25 PM.
Demikian Kisah Tanah Suci: Pasrah Kepada Allah, Seketika Ditolong Saat Itu Juga.
Penulis: KH M Syukron Maksum, Pengasuh Pesantren JariNabi Jambi dan alumni komplek Hufadz 2 Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.