Kiai Muda Pesantren Jawa Siap Sambut 100 Tahun NU.
Purworejo, Bangkitmedia.com – Para kiai muda pesantren di Jawa menyelenggarakan Halaqoh Nasional di Pondok Pesantren Al Anwar Maron Loano asuhan KH R. Mahfudz Hamid, di Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu (4/12). Acara Halaqoh Nasional ini mengambil tema “Muktamar NU dan Kebutuhan Tajdid Jam’iyah Menyambut Satu Abad NU”.
Menurut KH Luthfi Thomafi Lasem Rembang, acara Halaqoh Nasional ini merupakan wujud kegembiraan para kiai muda NU dalam menyambut Muktamar ke-34 NU di Lampung.
“Acara ini sebagai bentuk kegembiraan para kiai muda pesantren,” tegas Gus Luthfi.
Sementara itu, KH Irwan Masduki Mlangi Yogya menegaskan bahwa NU menghadapi tantangan solidaritas organisasi.
“Saya percaya bahwa NU mampu melakukan solidaritas organisasi dan solidaritas global. Maka, penting bagi NU untuk melakukan regenerasi,” katanya
Pengasuh Ponpes Nahdlatuttholibin Tayu Pati, KH Ahmad Nadhief Abdul Mujib (Gus Nadhif), menyatakan, NU perlu melakukan pembaharuan memasuki 100 tahun, dari kepengurusan dan pengelolaan organisasi.
Dari sisi kepengurusan, harus ada jaminan berlangsungnya regenerasi secara alamiah pada setiap jenjang. Terkait pengelolaan organisasi, pola kerja di jajaran tanfidziyah atau eksekutif PBNU seperti sebuah pemerintahan, sehingga seluruh program dan agenda kerja diputuskan bersama.
Terkait Muktamar NU, Gus Nadhief mengajak untuk senantiasa taat kepada dawuh dan kebijakan pemimpin tertinggi di NU.
“NU harus taat kepada pimpinan tertingginya dalam hal ini, Rois Aam. Pada Muktamar mendatang harus patuh pada dawuh dan kebijakan Rois Aam,” ujarnya.
Menurut KH Aunullah A’la Habib atau Gus Aun dari Doglo Boyolali, NU mempunyai banyak kiai yang memiliki kapasitas. Tetapi untuk menahkodai NU yang penuh dengan tantangan, baik dalam sekala nasional maupun internasional butuh pemimpin yang mumpuni.
“Kita butuh pemimpin yang muda, berwawasan luas, enerjik, visioner, memahami pentingnya kaderisasi dan mampu mengorganisir,” katanya.
Para kiai muda pesantren berharap Muktamar NU sebagai ajang membicarakan ide, program, dan gagasan-gagasan besar. Bukan arena saling menyerang dan menghina. Mengingat NU adalah jam’iyah terbesar di Indonesia, maka memiliki tugas yang kompleks.
Halaqoh Nasional Kiai Muda Pesantren Jawa Siap Sambut 100 Tahun NU ini dihadiri lebih dari 70 kiai muda pondok pesantren (Ponpes) dari Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur. Beberapa kiai muda yang hadir, di antaranya KH Adib Sholeh Anwar Mansur Lirboyo Kediri, KH Nadhif Abdul Mujib Tayu Pati, KH Irwan Masduki Mlangi Yogyakarta, KH Nilzam Yahya Krapyak Yogyakarta, KH Latif Malik Tambakberas Jombang.Kemudian, KH Luthfi Thomafi Lasem Rembang, KH Aunullah A’la Habib Doglo Boyolali, KH Chakimuddin Tegalrejo Magelang, dan KH Zar’anuddin Mlangi Yogyakarta. (red/bangkitmedia.com)