Khutbah Super Singkat Idul Fitri 1441 Hijriyah di Tengah Covid-19

Khutbah Super Singkat Idul Fitri 1441 Hijriyah di Tengah Covid-19

Khutbah Super Singkat Idul Fitri 1441 Hijriyah di Tengah Covid-19.

Naskah Khutbah Idul Fitri 1441 Hijriyah/2020 Masehi ini disusun oleh KH. M. Syukron Maksum, M.Pd., Pengasuh Pondok Pesantren JariNabi Komplek Bukit Qur’an Sabak Jl RA Kartini, Kelurahan Rano, Muara Sabak Barat, Tanjung Jabung Timur, Jambi. Penulis ini juga alumni Madrasah Huffadz 2 Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.

Khutbah Pertama

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ – اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ- اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ.

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْراً، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ، لاَإِلهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ، وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ، وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ، وَلَوْكَرِهَ المُناَفِقُوْنَ.

الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِياَفَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الداَّعِيْ إِلىَ الصِّراَطِ المُسْتَقِيْمِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ.

أَماَّ بَعْدُ. فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ وَالمُؤْمِناَتِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Alhamdulillah, di pagi lebaran ini, dalam kondisi pandemi yang mengguncang seluruh penjuru bumi, kita masih bisa melaksanakan Shalat Idul Fitri. Masih diberi kesempatan menyaksikan kebesaran dan kekuasaan Allah hingga saat ini. Bertakbir dan bertahmid bersama makhluk Allah di seluruh penjuru langit dan bumi dengan syahdu, menyentuh jiwa dan menggetarkan hati.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الحَمْدُ

Dengan takbir dan tahmid, kita melepas Ramadhan tahun 1441 H ini. Ramadhan yang tak biasa, yang mungkin hanya kita alami sekali seumur hidup. Ramadhan yang penuh kesedihan, kesunyian dan jauh dari kemeriahan yang biasa kita jalani bertahun-tahun sebelumnya.

Kita ditakdirkan Allah menjalani Ramadhan dan juga Idul Fitri yang sama sekali berbeda dan jauh dari nuansa euforia seperti biasanya, dengan hadirnya wabah Corona.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd

Mari sama-sama kita mengintrospeksi diri kita masing-masing.

Dalam keseharian, bisa saja lisan kita sering mengucapkan takbir, Allahu Akbar, Allah Maha Besar. Tapi tingkah laku kita dan kecenderungan hati bukannya membesarkan Allah, tapi malah menganggap besar diri sendiri.

Seharusnya menuhankan Allah, tapi malah memperturutkan ego pribadi. Merusak bumi, membuat langit kelabu, mengaburkan mentari, mengeruhkan laut, memberangus burung-burung, menghancurkan tetumbuhan, menebas habis hutan-hutan.

Kita juga sering mengucapkan tahmid, Wa Lillahil Hamd, Alhamdulillah. Memuji Allah. Tapi di sisi lain, sering yang kita lakukan justru bangga terhadap diri sendiri. Merasa segala yang diraih adalah karena kehebatannya sendiri. Tak sadar bahwa segala karunia adalah dari Allah dan cenderung memuaskan ego pribadi. Sebagai rakyat tidak taat kepada pemimpin dan turut berkontribusi pada rusaknya kepemimpinan. Sebagai pemimpin bukannya membela rakyat, tapi malah memanfaatkannya untuk kepentingan diri sendiri dan golongannya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd

Sungguh, betapa Allah sangat sayang kepada kita, hamba-hamba-Nya. Melebihi sayangnya seorang ibu kepada anaknya (sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim). Maka kedatangan Covid-19 adalah bagian dari kasih sayang Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Allah pernah berfirman kepada Rasulullah SAW dalam Surat Al-Anfal ayat 33:

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Allah tidak akan menyiksa mereka selama kamu ada di tengah mereka. Dan Allah tidak akan menghukum mereka, sementara mereka memohon ampun.”

Allah ingin kita, yang kian lama kian menjauh dari-Nya, untuk kembali ke jalur yang benar. Jalur kasih sayang Allah. Untuk ingat kembali kepada Allah.

Maka, merujuk pada ayat tadi, inilah yang seharusnya kita lakukan: pertama, kita harus menghadirkan Rasulullah SAW dalam kehidupan kita. Bagaimana agar kita bisa satu frekuensi dengan beliau. Shalawat kepada Nabi harus kita perbanyak, menghiasi bibir dan hati kita. Seraya meneladani akhlak dan kebaikan hati Nabi. Meniru betapa kasih sayangnya Nabi kepada sesama, bahkan kepada orang kafir dan musuh-musuhnya. Juga betapa Nabi welas asih terhadap alam sekitar dan makhluk Allah yang lain.

Kedua, kita musti memperbanyak istighfar. Memohon ampun kepada Allah sembari menyadari akan dosa dan kesalahan yang sudah kita lakukan selama ini. Membentuk jiwa-jiwa istighfar, jiwa yang menunduk khusyuk penuh pengakuan dosa dan salah, diiringi usaha memperbaiki diri. Sebab, tidak akan datang kesusahan kecuali adalah akibat dari perbuatan kita sendiri.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd

Sungguh Allah sangat sayang pada kita. Maka kita musti menghadapi semua ini dengan penuh kesabaran. Mengembalikan semuanya kepada Allah, sembari berikhtiar dan saling membantu menghadapi musibah ini.

Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 155-156.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ. الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillahi wainna ilaihi raji’un.”

Mungkin ini Ramadhan terakhir kita. Mungkin ini Lebaran terakhir kita. Mungkin pula ini adalah saat terakhir kita untuk meminta maaf kepada Allah, kepada sesama, dan seluruh makhluk Allah di bumi.

Semoga dengan shalawat dan istighfar, serta kesabaran menghadapi semua ini, kita bisa menjadi sebenar-benar hamba yang diridhai oleh Allah. Dan semoga kita semua memiliki akhir yang bahagia.

جَعَلَناَ اللهُ وَإِياَّكُمْ مِنَ العاَئِدِيْنَ وَالفَآئِزِيْنَ، وَأَدْخَلَناَ وَاِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ عِباَدِهِ المُتَّقِيْنَ. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَاِيّاَكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah Kedua

 اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ – اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ- اللهُ أَكْبَرُ، الله أكبر كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاّاَللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ إِلاّاَللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ وَلَوْكَرِهَ المُناَفِقُوْنَ.

الحَمْدُ لِلّهِ حَمْداً كَثِيْرًا كَماَ أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ إِرْغاَماً لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الخَلَآئِقِ وَالبَشَرِ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ مَصَابِيْحَ الغُرَرِ.

أَمَّا بَعْدُ: فَيآأَيُّهاَ الحاَضِرُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَافْعَلُوْا الخَيْرَ وَاجْتَنِبُوْآ عَنِ السَّيِّآتِ. وَاعْلَمُوْآ أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّا بِمَلَآئِكَةِ المُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقاَلَ تعالى: إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآأَيُّهاَ الَّذِيْنَ آمَنُوْآ صَلُّوْآ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. فَأَجِيْبُوْآ اللهَ اِلَى مَادَعَاكُمْ وَصَلُّوْآ وَسَلِّمُوْا عَلَى مَنْ بِهِ هَدَاكُمْ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصِحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَارْضَ اللهُ عَنَّا وَعَنْهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الراَحِمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِناَتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ انْصُرْ أُمَّةَ سَيّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللَّهُمَّ اصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللّهمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ. وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الدِّيْنَ. وَاجْعَلْ بَلْدَتَناَ إِنْدُوْنِيْسِيَّا هَذِهِ بَلْدَةً تَجْرِيْ فِيْهَا أَحْكاَمُكَ وَسُنَّةُ رَسُوْلِكَ ياَ حَيُّ ياَ قَيُّوْمُ. يآاِلهَناَ وَإِلهَ كُلِّ شَيْئٍ. هَذَا حَالُناَ ياَاللهُ لاَيَخْفَى عَلَيْكَ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنّاَ الغَلآءَ وَالبَلآءَ وَالوَبآءَ وَالفَحْشآءَ وَالمُنْكَرَ وَالبَغْيَ وَالسُّيُوفَ المُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآئِدَ وَالِمحَنَ ماَ ظَهَرَ مِنْهَا وَماَ بَطَنَ مِنْ بَلَدِناَ هَذاَ خاَصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ المُسْلِمِيْنَ عاَمَّةً ياَ رَبَّ العَالمَيِنَ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالرَّافِضَةَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلاَيَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ. رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ وَلِإِخْوَانِناَ الَّذِيْنَ سَبَقُوْناَ بِالإِيمْاَنِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِناَ غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّناَ اِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيْمٌ. رَبَّناَ آتِناَ فِيْ الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ. وَالحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العاَلمَيِنَ.

Demikian Khutbah Super Singkat Idul Fitri 1441 Hijriyah di Tengah Covid-19, semoga Khutbah Super Singkat Idul Fitri 1441 Hijriyah di Tengah Covid-19 bermanfaat. Amiin.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *