Kakankemenag Bantul: Jadilah Lem Perekat, Bukan Palu Pemecah!

Kakankemenag Bantul

BANTUL, BANGKITMEDIA.COM

Kami sampaikan ucapan selamat kepada para terlantik baik itu dari Muslimat, Fatayat, maupun  IPNU-IPPNU Pimpinan Anak Cabang Kecamatan Banguntapan. Dengan adanya pelantikan ini, kami dari Kantor Kementerian Agama Bantul merasa bahagia.

Demikian ditegaskan oleh Kepala Kantor Kemnterian Agama (Kakankemenag) Bantul Drs. H. Buchori Muslim, M.Pd.I,  dalam acara Pelantikan Bersama Pimpinan Anak Cabang Muslimat, Fatayat, IPNU-IPPNU Kecamatan Banguntapan, Ahad (29/10) di Omah PMII Jogja.

“Kami berharap kepada penhurus baru agar nanti bisa mengibarkan bendera dakwah Islam ala Aswaja NU, ala Islam Nusantara khususnya di lingkungan Banguntapan,” harap Buchori.

Pada kesempatan tersebut, Buchori juga menyampaikan bahwa tantangan dakwah hari ini semakin berat. Tidak selamanya berjalan mulus. Mulai tantangan dari orang-orang yang anti tahlil, anti shalawatan sampai yang anti NKRI dan anti Pancasila.

“Saat seperti ini, kami harapkan pengurus yang baru bisa menjadi lem perekat, bukan palu pemecah,” tegas Buchori yang disambut tepuk tangan meriah para hadirin.

Buchori juga mengingatkan kepada para hadirin agar terus menjaga NKRI dan Pancasila yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu. Itulah warisan para pendahulu kita.

“Mari kita lestarikan,” tegasnya

Buchori lalu menuturkan bahwa tanggal kemerdekaan Indonesia yakni 17-8-1945 menyimpan makna yang mendalam.

“Ini entah kebetulan atau apa, tapi tanggal kemerdekaan Indonesia itu tanggal 17. Terdiri dari angka satu dan tujuh. Ini pesan terserat bahwa negeri ini harus selalu satu tujuan,” jelas Buchori.

Bulan kemerdekaan NKRI, lanjut Buchori itu delapan. Artinya dengan landasan Pancasila.

“Terakhir tahunnya 1945. Kalau kita jumlahkan angka terakhir, akan didapatkan jumlah sembilan. Itu angka tertinggi dan tersakti. Dikalikan apa saja, ketemunya akan sembilan.  Dan sembilan itu lambang bintangnya NU,” jelas Buchori.

Misal, kata Buchori, satu kali sembilan pasti sembilan. Sembilan kali dua, delapan belas. Itu angkanya satu sama delapan. Kalau dijumlah, dapatnya sembilan. Dan seterusnya,” kata Buchori.

Di akhir pidatonya, Buchori berpesan kepada semua pengurus yang baru dilantik agar mendawhkan Islam dengan cara-cara yang baik meskipun tantangan dakwahnya luar biasa.

“Tetap jaga kerukunan, saling menghormati jangan saling mencela,” tandas Buchori. (Rokhim)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *