Ijazah Doa Tolak Balak Virus Corona dari KH. Hannan Ma’shum Kediri

Ijazah Doa Tolak Balak Virus Corona dari KH. Hannan Ma'shum Kwagean Kediri

Ijazah Doa Tolak Balak Virus Corona dari KH. Hannan Ma’shum Kwagean Kediri. Ikhtiar tolak balak virus Corona (Covid-19) bisa mengikuti model amalan yang dilakukan oleh guru kami, KH. Hannan Ma’shum pengasuh Pesantren Miftahul Ulum Kwagean Pare Kediri Jatim.

Ijazah Doa Tolak Balak, Doa tersebut yaitu:

  1. Membaca doa tertentu sambil memegang kepala sapi atau kambing yang dibaringkan untuk disembelih dengan minimal dihadiri 12 orang yang mengaminkan doa tsb.
  2. Sapi atau kambing yang disembelih itu kemudian dibagi-bagikan sebagai sadaqah.
  3. Sebelum penyembelihan sapi atau kambing tersebut terlebih dahulu dibacakan surat al-Fatihah 1x, al-Ikhlash 7x, al-Falaq 1x dan al-Nas 1x.
  4. Orang yang makan daging tersebut meski sedikit, maka diberi aman dan keselamatan dari wabah.
  5. Doanya yang dibacakan tersebut panjang (8 halaman), sebagaimana dalam scann berikut.

Sumber: Kitab susunan dan amalan Asy-Syaikh Abu Miftah ‘Abdul Hannan Ma’shum, Sullamul Futuhāt fī al-Aurād wa-al-Ad’iyah wa al-Shalawāt, Pesantren Fathul Ulum, Kediri, 1419 H, juz 3, hlm. 10-18.

Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan orang yang terinveksi virus Corona, dan melindungi dan menyelamatkan kita keluarga, masyarakat dan bangsa kita. Amīn…

Alfaqir santri Yai Hannan Ma’shum, hanya saja saya belum mengamalkan ijazah yang saya dapatkan dari beliau sekitar tahun 2001 di Kediri tersebut.

Saya persilahkan (ijazahkan) bagi Saudara/i yang bersedia menerima amalan ini, dan semoga dapat mengamalkannnya.

Cimone Jaya, Karawaci Kota Tangerang Banten, malam Senin, 28 Rajab 1441 H/23 Maret 2020 M.

Penulis: Ahmad Ali MD, Santri KH. Hannan Ma’shum Kediri

Ijazah Doa Tolak Balak Virus Corona dari KH. Hannan Ma'shum Kediri Ijazah Doa Tolak Balak Halaman 12 Halaman 13 Halaman 14 Halaman 15 Halaman 16 Halaman 17 Halaman 18

Demikian Ijazah Doa Tolak Balak Virus Corona dari KH. Hannan Ma’shum Kediri. Semoga bermanfaat.

Tonton video doa sehari hari. Tonton di sini

Sebagai tambahan kami sertakan pula

Doa Li Khomsatun dan Titik Ba’ Karya Sayyidina Ali

لي خمسة اطفي بها حر الوباء الحاطمة
المصطفى و المرتضى و ابناهما و فاطمة

Hasan dan Husain (ابناهما) adalah anak biologis ‘Ali bin Abi Tholib karramallahu wajhahu. Titik Ba’ adalah “anak ideologis” al-Murtadho, menantu dan murid utama al-Mushthofa.

Kebetulan, malam ini saya menemukan “li khomsatun”, doa tawassul yang diijazahkan oleh Hadhratusy-syaikh Hasyim Asy’ari kepada Kyai Romli Rejoso, Kyai A Wahab Chasbullah Tambakberas dan Kyai Bisri Denanyar. Itu doa untuk menghadapi masa pandemik (pageblug).

Masa kecil saya bangkit. Ya, sayup-sayup terdengar suara masa lalu. Saya tidak dapat memastikan, tapi rasanya kalimat itu tidak asing.

Sahabat,

Salah satu hal yang berat untuk menyampaikan Titik Ba adalah bagaimana sedapat mungkin mengurangi prasangka dan tanggapan buruk dari masyarakat. Harus saya akui, bahwa banyak ucapan dari “al-murtadho” ‘Ali bin Abi Tholib yang turut membentuk pemahaman saya tentang Titik Ba.

Namun, sebagian muslim sunni cenderung bereaksi negatif hanya karena sebuah kalimat diucapkan oleh peletak dasar ilmu nahwu tersebut. Abu al-Aswad ad-Duali merumuskan ilmu nahwu adalah atas bimbingan beliau.

Apa salahnya saya mengutip ‘Ali bin Abi Tholib, padahal begitu sering saya mengutip Albert Einstein dan Yuval Noah Harari? Saya sempat berdebat di sebuah WA Group, karena salah satu anggota tidak sepakat kutipan ‘Ali bin Abu Tholib: “انا النقطة التي تحت الباء في اول البسملة”

Kebetulan, tepat pada kajian Titik Ba nanti malam (live di Facebook) saya berencana membahas kutipan ‘Ali bin Abi Tholib. Saya sempat maju-mundur, sampai kebetulan baru saja menemukan “Li Khomsatun”.

Tema di luar “keagamaan” relatif lebih damai. Berbincang tentang sejarah, filsafat, logika, matematika, fisika dan sebagainya relatif lebih mudah. Maksud saya, jika salah ucap terkait urusan non-agama, tidak ada lontaran cap kafir. Beda dengan bicara agama, darah cepat menggelak. Urat leher menegang. “Ini tentang kebenaran!”

Titik Ba: segalanya satu, utuh tak terbagi dan sejatinya tidak ada.

2 April 2020

Penulis: Ahmad Thoha Faz, Tegal.

Baca juga berbagai doa sehari hari lainnya. Baca di sini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *