Hidup Sehat Dengan Wudhu Serta Penjelasannya
Salah satu etika menuntut ilmu harus membersihkan hati dari berbagai niat yang tidak baik. Pingin hebat, pingin pujian dan penghargaan, itu merupakan penyakit hati. KH Hasyim Asy’ari dalam kitab “Adabul Alim wa Al-Mutaallim” menyampaikan pada bab ke dua “pertama mesti membersihkan hatinya dari sifat tipu daya, kotor, unek-unek yang tidak baik, iri (hasud), buruknya akidah dan buruknya budi pekerti agar mendapatkan ilmu”.
Rasulullah SAW berkata, “sesungguhnya Allah itu baik, tidak akan menerima kecuali yang baik.”
Semua kitab fikih pasti mengawali dengan “Al-Thaharah” bersuci, sebut saja kitab fikih “Taqrib, Al-Muhaddab, Al-Talqin, sampai kitab-kitab fikih karya ulama Arab Saudi, seperti; Al-Mulakkhos Al-Fiqhi”. Dengan harapan, setiap sesuatu diawali dengan niat yang baik nan bersih. Hanya dengan niat yang bersih dan suci, semua bisa diterima oleh Allah SWT.
Rasul-pun berkata, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya.” (HR Bukhori).
Manusia itu terdiri dari software dan hardware. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan. Karena manusia tempat salah dan lupa, maka software dan hardware sudah pasti banyak kotoran. Apalagi Rasulullah SAW berkata “setiap anak Adam itu mempunyai kesalahan, dan sebaik-baik orang yang mempunyai kesalahan ialah orang-orang yang banyak bertobat (mengakui kesalahan).” (HR. Tirmidzi).
Sebaliknya, seburuk-buruk manusia adalah selalu melakukan kesalahan (dosa), tetapi selalu bangga menampakkan dosa-dosanya. Rasulullah SAW menyebutnya dengan istilah “Al-Mujahirin”.
Cara membersihkan lahiriah (hardware), dengan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar. Para peneliti pernah menemukan bahwa wudhu yang baik dan berkualitas ternyata bisa membersihkan kuman dan virus yang melekat pada kulit manusia. Rasulullah SAW mengistilahkan wudhu berkualitas dengan menyebut “Isbahu Al-Wudhu”.
Rasulullah SAW. bersabda, ”jika kamu berdiri mau melakukan shalat maka isbag-kan dulu wudlu.” (HR.Bukhori).
Dalam keterangan hadis lain, Rasulullah SAW berkata, “Barangsiapa yang berwudhu lalu membaguskan wudhunya, niscaya kesalahan-kesalahannya keluar dari badannya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR. Muslim).
Di dalam kitab Matan Al-Ghoyah wa Al-Taqrib Matan yang lebih dikenal dengan Matan Abi Sujak, yang dikatakan “Isbagu Al-Wudhu” berarti menjalankan fardu wudhu yang enam dan sunnah wudhu yang sepuluh”.
Inilah yang dimaksud dengan “wudhu berkualitas”. Baik akan melaksanakan sholat maupun akan belajar, keluar rumah, atau mau tidur, tetap menjaga kualitas wudhu. Bukan karena takut virus korona, tetapi semata karena ingin mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Dengan demikian, orang yang istikomah wudhu secara otomatis kulit selalu bersih dari kuman dan virus, peremajaan kulit, dan terakhir dosa-dosa di ampuni oleh Allah SWT.
Adapun cara membersihkan software lebih rumit. Ketahuilah, Rasulullah SAW itu bernama “Muhammad” juga “Ahmad”. Muhammad artinya “orang yang terpuji”, sementara “Ahmad” adalah orang yang “paling terpuji”. Dinamakan Ahmad, karena pribadi Rasulullah SAW paling sempurna, dan selalu positif thinking kepada sesama. Rasulullah SAW tidak pernah melihat sisi negatif sahabatnya.
Sikap positif thinking Rasulullah SAW secara otomatis akan meningkatkan imunitas tubuh secara alami. Karena pusat imunitas itu bersumber dari “qolbun salim” hati yang bening. Sebaliknya, orang yang selalu melihat kekurangan dan keburukan sesama, maka imunitas akan semakin rendah. Dalam kondisi seperti ini, segala bentuk penyakit akan datang.
Dalam kondisi bangsa Indonesia yang memburuk karena virus korona, merupakan momentum bagi setiap orang untuk berlomba-lomba berbuat baik kepada sesama. Sekecil apa-pun yang dikeluarkan untuk kemanusiaan akan menjadi besar manfaatnya bagi sesama. Tuhan juga akan mencatatnya dan kelak catatan itu akan menjadi bekal perjalanan abadi menghadap Allah SWT.
Bukankah Allah SWT berfirman, “jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik kepada diri sendiri, jika kalian berbuat buruk akan kembali kepada kalian”.
Bersihkan diri dengan istikomah berwudhu dengan tetap menjaga hati selalu berprasangka baik kepada sesama agar imun tubuh selalu terjaga. Dan yang paling penting adalah berlomba-lomba membantu sesama anak bangsa Indonesia yang sedang menghadapi ujian virus Korona.
Demikian ulasan khusus terkait Hidup Sehat Dengan Wudhu Serta Penjelasannya. Semoga bermanfaat.
Malang, 26-03-2020
Penulis: Dr. Abdul Adzim Irsad, Lc., M.Pd., tinggal di Malang.