Halaqah dan Syawalan Keluarga Besar NU Piyungan

syawalan piyungan

Berita NU, BANGKITMEDIA.COM

PIYUNGANSegenap pengurus Pengurus Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Piyungan, bersama-sama dengan Muslimat, Banser, IPNU, IPPNU Kecamatan Piyungan menggelar acara Pembinaan Keagamaan kepada Masyarakat dalam rangkaian acara Halaqah dan Syawalan keluarga Besar NU Kecamatan Piyungan pada Jumat, (13/07) di halaman kantor MWC NU Piyungan.

Acara tersebut dihadiri oleh pejabat pemerintah kecamatan, petugas keamanan masyarakat, para ‘alim ulama, dan masyarakat sekitar. Adapun yang menjadi penceramah adalah KH. Dr Abdul Mustaqim, dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

“Perlu diketahui bersama bahwa MWC NU Piyungan ini akan membangun Klinik NU,” tegas KH Anwar selaku ketua panitia. Ia memohon dukungan dana dari masyarakat untuk pembangunan tersebut.

 

 

nu piyungan

Melihat perkembangan tersebut, pejabat yang mewakili bapak Camat Piyungan, Bambang Budiarto mengutarakan dalam sambutannya bahwa segenap pejabat kecamatan mengapresiasi penuh dan mendukung atas kegiatan-kegiatan Nahdlatul Ulama.

“Membangun klinik NU merupakan salah satu bentuk penegakan terhadap syariat Islam, karena Islam sangat peduli dan memperhatikan kesehatan,” Jelas KH. Dr Abdul Mustaqim dalam tausiyahnya.

KH Dr Abdul Mustaqim menjelaskan kaidah ushul fiqih, yaitu lima kewajiban : (1) Menjaga agama, (2) Menjaga akal (3) Menjaga diri (4) Menjaga keturunan, dan (5) Menjaga kehormatan manusia. Adapun membangun klinik NU merupakan bagian dari menjaga diri (menjaga kesehatan diri). Islam adalah agama yang syamil, mencakup seluruh sisi kehidupan.

“Warga NU sekarang ini sedang di-bully dengan label Jaringan Islam Nusantara (JIN). Orang lain banyak mencibirnya, padalah peneliti asing sangat mengagumi wacana JIN ini,” lanjutnya.

Beliau mengutaran penjelasan tentang ciri-ciri JIN, yaitu : (1) Toleran, (2) Moderat, (3) Merawat budaya dan tradisi tanpa merusak aqidah, dan (4) Berdamai dengan negara.

“Islam is not a culture, but Islam can not be excecuted without culture”, paparnya. Islam bukanlah budaya. Tapi Islam tidak bisa dipraktekkan tanpa budaya.

Salah satu bentuk budaya dan tradisi yang dijalankan NU adalah Syawalan. Memang ini produk budaya, namun tidak sama sekali menyipang dari aqidah. Malah menjadi alat untuk memprektikan syariat. Di antara makna filosofi syawalan adalah (1) Saling memaafkan, (2) Silaturahim, dan (3) Menambah ilmu.

KH Anwar selaku ketua panitia penyelenggara sangat mengapresiasi kehadiran masyarakat. “Saya harap masyarakat terus melestarikan kebersamaan dan kedamaian,” ungkapnya. Ia berharap agenda perdana ini menjadi agenda rutin tahunan untuk ke depannya. (Fadlan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *