Hafal Qur’an 30 Juz, Rohmah Buka Rahasia Jadi Lulusan Terbaik STAISPA

Hafal Qur'an 30 Juz, Rohmah Buka Rahasia Jadi Lulusan Terbaik STAISPA

Hafal Qur’an 30 Juz, Rohmah Buka Rahasia Jadi Lulusan Terbaik STAISPA.

Sleman, Bangkitmedia.com – Nama lengkapnya Musa’adatur Rohmah. Saat upacara wisuda V Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran Yogyakarta, Sabtu 25 September 2021, ia diumumkan sebagai sebagai wisudawan terbaik. Bukan hanya itu, ia juga menjadi salah satu dari wisudawan yang hafal Qur’an 30 juz. Ia menghabiskan masa studi 3 tahun 11 bulan 25 hari untuk meraih gelar sarjana S1 program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) sekaligus tuntas menghafalkan Qur’an 30 juz.

Perempuan asli Gresik itu saat upacara wisudajuga didaulat memberikan sambutan mewakili wisudawan. Dalam sambutannya, Rohmah mengajak mahasiswa untuk bisa membagi waktu secara tepat antara kuliah dan mengaji.

“Sebagai seorang mahasiswa dan santri kita harus bisa membagi waktu antara kuliah dan mengaji, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab, terus belajar dan membaca Al-Quran, istiqomah setiap hari,” jelas santri Sunan Pandanaran yang lulus dengan IPK 3.78 ini.

Rohmah juga mengajak para mahasiswa untuk tampil di masyarakat dalam menyebarkan ilmu.

“Kami sadar, ini bukan akhir dari perjalanan. Di depan, tantangan kami lebih besar, yakni harus mampu menyebarkan ilmu yang diraih agar memberikan manfaat bagi masyarakat,” lanjutnya.

Dengan menyelesaikan kuliah ini, Rohmah merasa sangat bahagia karena akan melihat senyum orang tua yang dibanggakannya.

“Momen paling penting pastinya melihat senyum kedua orang tua. Bisa menyelesaikan kuliah dan tahfidz merupakan target sejak awal saya memasuki dunia perkuliahan. Bagi saya, dengan selesai keduanya, maka bisa mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk melakukan hal-hal bermanfaat bagi orang lain,” tegasnya.

Rohmah juga membuka rahasia di balik suksesnya meraih cumlaude. Ia menyebut bahwa kedua orang tuanya menjadi motivator paling utama dalam proses kuliah dan tahfidz yang diselesaikannya.

“Bagi saya, sosok orang tua dan gurulah yang sangat berpengaruh dalam proses belajar serta suksesnya tahfidz dan kuliah ini. Beliau-beliau itu adalah panutan bagi saya yang selalu memberikan dorongan baik moral dan spiritual kepada saya. Dari beliau-beliau pula, saya punya semangat yang selalu meningkat untuk menuntaskan kuliah dan tanfidz Qur’an,” tegasnya.

STAISPA Luluskan 91 Wisudawan

Dalam upacara wisuda V, STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta menggelar acara secara virtual dan khusus untuk wisudawan terbaik dilakukan secara tatap muka di Aula Komplek 1 Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, pada Sabtu, 25 September 2021.

Ketua STAI Sunan Pandanaran, Dr KH Imaduddin Sukamta menjelaskan bahwa wisuda V saat ini meluluskan 91 wisudawan. Para wisudawan yang lulus terdiri dari 5 Program Studi yakni Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) ada 31 wisudawan, Program Studi Ilmu Tasawuf (IT) ada 17 wisudawan, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) ada 8 wisudawan, Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) ada 23 wisudawan, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) ada 12 wisudawan.

“Wisuda periode V ini ada 91 wisudawan. Periode IV ada 76, periode III ada 47, periode II ada 47, dan periode pertama ada 30. Total semuanya mencapai 291 lulusan,” tegas Imaduddin Sukamta.

Imaduddin menegaskan bahwa misi utama STAISPA adalah melahirkan lulusan yang jadi pelayan ilmu dan pelayan umat.

“Misi utama STAISPA, sebagaimana motto yang tertulis di bawah lambing STAISPA, yaitu: khadimul ilmi-khadimul ummah, menjadi pelayan ilmu dan pelayan ummat. Yakni menjadi orang yang berilmu dan berupaya terus mencari ilmu, untuk dimanfaatkan di masyarakatnya,” tegasnya.

Bagi Imaduddin, lulusan STAISPA diharapkan untuk menjadi seorang pembelajar, yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan di mana dia hidup. Jika di lingkungannya, orang belum sadar mengaji Alqur’an, maka ia gerakkan pengajian Alqur’an. Jika di kampungnya belum ada lembaga pendidikan, maka ia bangun lembaga pendidikan, madrasah atau sekolah, ajak masyarakat bergotong royong.

“Kalian semua ketika sudah terjun di masyarakat, harus menjadi pemberi solusi persoalan (problem solver), dan jangan sampai menjadi pembuat persoalan (trouble maker),” tegasnya.

Lebih tegas Imaduddin mengajak lulusannya untuk bisa memberi lapangan pekerjaan bagi masyarakat, karena itu sangat membanggakan bagi kampus.

“Seandainya, kalian semua dapat menciptakan lapangan kerja sendiri, apalagi memberi pekerjaan kepada orang lain, itu lebih membanggakan, karena berarti telah membantu negara dalam mengatasi pengangguran,” pungkasnya.

Di akhir acara, wisuda ditutup dengan doa yang dipimpin Pengasuh Pesantren Sunan Pandanaran Dr KH Mu’tashim Billah. Wisuda V STAI Sunan Pandanaran ini dihadiri Ketua Senat Prof. Dr. Gunadi,  Wakil Ketua I Dr. Rima Ronika, Wakil Ketua II Dr. Najmu Tsaqib Ahda, Wakil Ketua III H. Muhammad Nahdhy, M.Pd, para Ketua Program Studi dan perwakilan dosen.

Kontributor: Joko Susanto, mahasiswa KPI STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *