Boleh Iktikaf di Rumah Ini Tata Cara dan Doanya menjadi bahasan utama kali ini. Sejak awal puasa melaksanakan ibadah puasa dan ibadah lainnya di rumah saja, karena kondisi virus Corona yang tidak memungkinkan untuk umat Islam menjalankan kebersamaan melalui buka bersama di masjid, tarawih di masjid, atau kegiatan lainnya. Memang agak terasa janggal, tapi umat Islam harus bisa tetap memaknainya dengan penuh tulus dan khidmat.
Salah satu ibadah utama di bulan ramadhan adalah iktikaf (berdiam diri) di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan. Iktikaf ini biasanya dilaksanakan di masjid, tapi karena kondisi yang tak memungkinkan, umat Islam tak bisa melaksanakan iktikaf di masjid.
Dari sini, bagaimana sebaiknya iktikaf dilaksanakan?
Rasulullah Saw memang selalu melakukan iktikaf di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan. Ini ditegaskan dalam haditsnya.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضى الله عنهما أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَعْتَكِفُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Dari Ibn ‘Umar bahwa Nabi Saw. beriktikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Muslim)
Secara bahasa iktikaf artinya berdiam diri, menetap dan menjalani secara kontinyu atas satu perbuatan baik perbuatan yang baik ataupun jelek. Allah berfirman :“suatu kaum yang tetap menyembah berhala” (QS. 7:138). “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya? “(QS.21:52)“ (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid” (QS. 2:187)
Sementara secara istilah iktikaf memiliki arti berdiam diri di masjid disertai dengan niat tertentu. Tentu saja, iktikaf biasanya untuk menjemput malam Lailatul Qadar, karena pahalanya sangat besar. Tapi yang paling utama tentu saja meraih ridho Allah sehingga manusia bisa terbebas dari api nereka. Karena sepuluh hari terakhir bulan ramadhan mengandung pahala ‘itqun minan nar (manusia dibebaskan dari api neraka).
Sekali lagi, karena kondisi yang tidak memungkinkan, bagaimana kalau iktikaf dijalankan di rumah saja?
Menurut Kyai Ali Zainal Abidin (2020), melaksanakan ibadah i’tikaf di ruangan dalam rumah yang dikhususkan untuk shalat hukumnya boleh dan sah dilakukan bagi perempuan menurut pandangan Imam Abu Hanifah dan qaul qadim (pendapat lama) Imam Syafi’i. Sedangkan bagi laki-laki juga sah dan diperbolehkan menurut pandangan sebagian ulama mazhab Syafi’i, dengan mengikut pada nalar “jika shalat sunnah saja yang paling utama dilakukan di rumah, maka i’tikaf di rumah semestinya bisa dilakukan”.
Penegasan ini disampaikan oleh Imam Ar-Rafi’i Boleh Iktikaf di Rumah Ini Tata Cara dan Doanya:
“Wanita melaksanakan i’tikaf di masjid rumahnya, maksudnya adalah ruangan tempat menyendiri (di rumah) yang diperuntukkan untuk shalat, apakah hal tersebut sah? Dalam permasalahan ini terdapat dua pendapat . Qaul jadid (pendapat baru Imam Syafi’i), Imam Malik dan Imam Ahmad berpandangan tidak sah, sebab tempat tersebut bukanlah masjid secara hakiki, karena tak ubahnya seperti tempat-tempat lainnya. Pendapat ini juga didasari dalil bahwa para istri Rasulullah melaksanakan i’tikaf di masjid. Kalau saja boleh beri’tikaf di rumah, niscaya mereka menetapkannya. Qaul qadim dan Abu Hanifah berpendapat boleh i’tikaf di rumah (ruangan yang dikhususkan shalat), sebab tempat tersebut merupakan tempat shalat bagi wanita, seperti halnya masjid merupakan tempat shalat bagi laki-laki. Berdasarkan pandangan ini, maka dalam bolehnya i’tikaf di rumah bagi laki-laki juga terdapat dua pendapat, meskipun lebih utama bagi laki-laki untuk tidak i’tikaf di tempat tersebut. Dalil bolehnya i’tikaf di rumah bagi laki-laki adalah pemahaman bahwa shalat sunnah bagi laki-laki yang paling utama adalah dilaksanakan di rumah, maka ibadah i’tikaf mestinya sama dengan ibadah shalat sunnah” (Syekh Abdul Karim bin Muhammad ar-Rafi’i, al-‘Aziz Syarh al-Wajiz, huz 6, hal. 503).
Sebagian ulama Mazhab Malikiyah juga berpandangan bolehnya i’tikaf di ruangan shalat yang terdapat di rumah baik bagi laki-laki dan perempuan. Ini dalilnya:
“Imam Abu Hanifah berkata: ‘Sah bagi wanita untuk beri’tikaf di masjid rumahnya, maksudnya adalah ruangan di rumahnya yang diperuntukkan untuk shalat, dan tidak boleh bagi laki-laki untuk i’tikaf di masjid rumahnya. Senada dengan Abu Hanifah yakni Qaul Qadim Imam as-Syafi’i, meskipun dianggap pendapat yang lemah menurut para ashab. Sebagian ulama mazhab maliki dan ulama mazhab syafi’i memperbolehkan beri’tikaf di masjid rumah bagi laki-laki dan perempuan” (Syekh Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarah Shahih Muslim li an-Nawawi, juz 3, Hal. 3)
Iktikaf di Rumah, Tempatnya Sebaiknya yang Bagaimana?
Seorang ulama mazhab Hanafi bernama Ibnu Abidin menjelaskan bahwa ruangan di dalam rumah yang diperuntukkan untuk shalat dengan sekiranya ruangan tersebut terdapat mihrab (tempat pengimaman), bersih dan wangi.
مسجد البيت أي موضع أعد للسنن والنوافل بأن يتخذ له محراب وينظف ويطيب كما أمر به فهذا مندوب لكل مسلم
“Yang dimaksud masjid rumah adalah ruangan yang diperuntukkan melaksanakan ibadah sunnah dan shalat sunnah, dengan gambaran dalam ruangan tersebut terdapat mihrab dan ruangan tersebut dibersihkan serta diberi wewangian, seperti halnya yang diperintahkan (syara’). Memiliki ruangan dengan model demikian disunnahkan bagi setiap muslim” (Muhammad Amin bin ‘Umar bin Abdul Aziz Abidin, Hasyiyah ibnu ‘Abidin, juz 1, hal. 675)
Ini Teknis Tata Cara Iktikaf di Rumah
Sebelum teknis yakni niat iktikaf, sebaiknya perlu diketahui tentang syarat rukunnya terlebih dulu.
Syarat:
- Islam
- Berakal sehat
- Suci atau bebas dari hadas kecil maupun besar
Rukun:
- Niat
- Berdiam diri di masjid/musholla/tempat sholat di rumah sekurang-kurangnya selama tumaninah shalat
Kapan waktunya?
Secara hukum, iktikaf boleh dilakukan kapan saja. Waktu 24 jam sehari semalam itu baik semua untuk iktikaf. Tapi ada waktu yang istimewa, yakni sepertiga terakhir di malam hari. Ini waktu sangat baik, karena hujan rahmah dan berkah dari Allah turun saat itu.
Niat Iktikaf di Rumah
نَوَيْتُ الإعْتِكَافَ فِى هَذَا الْمَكَانِ لله تَعَالَى
“Nawaitu al-i’tikâfa fî hâdza al-makâni lillâhi ta’âlâ”
“Saya niat iktikaf di tempat ini karena Allah Ta’ala”
Di sela-sela iktikaf, sebaiknya juga menjalankan sholat sunnah sesuai kemampuan, seperti sholat tahajud, sholat taubat, sholat tasbih, dan juga memperbanyak dzikir seperti Istighfar, tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), takbir (Allahu Akbar), dan bacaan lainnya.
Doa-doa Utama bulan Ramadhan
Dalam iktikaf, boleh iktikaf di rumah Ini tata cara dan doanya, sangat baik membaca doa-doa utama di bulan ramadhan.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صِيَامِيْ فِيْهِ صِيَامَ الصَّائِمِيْنَ وَ قِيَامِيْ فِيْهِ قِيَامَ الْقَائِمِيْنَ وَ نَبِّهْنِيْ فِيْهِ عَنْ نَوْمَةِ
الْغَافِلِيْن
وَهَبْ لِيْ جُرْمِيْ فِيْهِ يَا إِلَهَ الْعَالَمِيْنَ وَ اعْفُ عَنِّيْ يَا عَافِيًا عَنِ الْمُجْرِمِيْن
Ya Allah, jadikanlah puasa dan ibadahku di bulan ini seperti puasa orang-orang sejati, bangunkanlah aku di bulan ini dari kelelapan tidur orang-orang yang lupa dan ampunilah segala kesalahanku, wahai Tuhan semesta alam, dan ampunilah aku, wahai pengampun orang-orang yang bersalah.
اَللَّهُمَّ قَرِّبْنِيْ فِيْهِ إِلَى مَرْضَاتِكَ وَ جَنِّبْنِيْ فِيْهِ مِنْ سَخَطِكَ وَ نَقِمَاتِكَ وَ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِقِرَاءَةِ آيَاتِكَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Ya Allah, dekatkanlah aku di bulan ini dari ridha-Mu, hindarkanlah aku di bulan ini dari kemurkaan-Mu, dan anugerahkanlah taufik kepadaku di bulan ini untuk membaca ayat-ayat (kitab)-Mu dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Lebih Pengasih dari para pengasih.
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ الذِّهْنَ وَ التَّنْبِيْهَ وَ بَاعِدْنِيْ فِيْهِ مِنَ السَّفَاهَةِ وَ التَّمْوِيْهِ وَ اجْعَلْ لِيْ نَصِيْبًا مِنْ كُلِّ خَيْرٍ تُنْزِلُ فِيْهِ، بِجُوْدِكَ يَا أَجْوَدَ الْأَجْوَدِيْنَ
Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku di bulan ini kecerdasan dan kesadaran diri, jauhkanlah aku di bulan ini dari ketololan dan kesesatan, dan limpahkanlah kepadaku sebagian dari setiap kebajikan yang Engkau turunkan di bulan ini. Dengan kedermawanan-Mu, wahai Dzat Yang Lebih Dermawan dari para dermawan.
اَللَّهُمَّ قَوِّنِيْ فِيْهِ عَلَى إِقَامَةِ أَمْرِكَ وَ أَذِقْنِيْ فِيْهِ حَلاَوَةَ ذِكْرِكَ وَ أَوْزِعْنِيْ فِيْهِ لأدَاءِ شُكْرِكَ بِكَرَمِك وَ احْفَظْنِيْ فِيْهِ بِحِفْظِكَ وَ سِتْرِكَ يَا أَبْصَرَ النَّاظِرِيْنَ
Ya Allah, kuatkanlah diriku di bulan ini untuk melaksanakan perintah-Mu, anugerahkan kepadaku di bulan ini kemanisan mengingat-Mu, dengan kemurahan-Mu berikanlah kesempatan kepadaku di bulan ini untuk bersyukur kepada-Mu demi kemurahan-Mu, dan dengan penjagaan dan tirai-Mu jagalah diriku di bulan ini, wahai Dzat Yang Lebih Melihat dari orang-orang yang melihat.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ الْقَانِتِيْنَ وَ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنْ أَوْلِيَائِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ بِرَأْفَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Ya Allah, jadikanlah aku di bulan ini dari golongan orang-orang yang memohon pengampunan, jadikanlah aku di bulan ini dari golongan para kekasih-Mu yang dekat dengan-Mu. Dengan kasih sayang-mu wahai Dzat Yang Lebih Pengasih dari para pengasih.
Ya Allah, jangan Kau hinakan aku di bulan ini karena keberanianku bermaksiat kepada-Mu, jangan Kau cambuk aku dengan cambuk kemurkaan-Mu dan jauhkanlah aku dari (segala perbuatan) yang menyebabkan murka-Mu. Dengan anugerah dan kekuasaan-Mu wahai Puncak Harapan para pengharap.
اَللَّهُمَّ أَعِنِّيْ فِيْهِ عَلَى صِيَامِهِ وَ قِيَامِهِ وَ جَنِّبْنِيْ فِيْهِ مِنْ هَفَوَاتِهِ وَ آثَامِهِ وَ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ ذِكْرَكَ بِدَوَامِهِ بِتَوْفِيْقِكَ يَا هَادِيَ الْمُضِلِّيْنَ
Ya Allah, bantulah aku di bulan ini dalam melaksanakan puasa dan ibadah, jauhkanlah aku di bulan ini dari kesalahan dan doa-dosa (yang tidak pantas dilaksanakan) di dalamnya, dan anugerahkanlah kepadaku di bulan ini (kesempatan untuk) mengingat-Mu untuk selamanya dengan taufik-Mu, wahai penunjuk jalan orang-orang yang sesat.
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ رَحْمَةَ الأَيْتَامِ وَ إِطْعَامَ الطَّعَامِ وَ إِفْشَاءَ السَّلاَمِ وَ صُحْبَةَ الْكِرَامِ بِطَوْلِكَ يَا مَلْجَأَ الآمِلِيْنَ
Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku di bulan ini untuk mengasihani anak-anak yatim, memberi makan, menebarkan salam dan bersahabat dengan orang-orang mulia. Dengan keutamaan-Mu, wahai Tempat Bernaung orang-orang yang berharap.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ فِيْهِ نَصِيْبًا مِنْ رَحْمَتِكَ الْوَاسِعَةِ وَ اهْدِنِيْ فِيْهِ لِبَرَاهِيْنِكَ السَّاطِعَةِ وَ خُذْ بِنَاصِيَتِيْ إِلَى مَرْضَاتِكَ الْجَامِعَةِ بِمَحَبَّتِكَ يَا أَمَلَ الْمُشْتَاقِيْنَ
Ya Allah, limpahkanlah kepadaku di bulan sebagian dari rahmat-Mu yang luas, tunjukanlah aku di bulan ini kepada tanda-tanda-Mu yang terang, dan tuntunlah aku kepada ridha-Mu yang maha luas. Dengan cinta-Mu wahai harapan orang-orang yang rindu.
Doa-doa ini baik semua kalau dibaca, atau dibaca sebagian, atau dibaca sesuai kondisi. Semua baik, semua untuk meraih ridho Allah SWT.
Demikian pembahasan terkait Boleh Iktikaf di Rumah Ini Tata Cara dan Doanya yang dapat kami uraikan. Semoga bermanfaat dan berkah buat semuanya. Amiin.
(Penulis: Abu Umar)
Lihat Juga Tata Cara Iktikav dalam bentuk Vodio, Tonton di sini
Artikel terkait silahkan baca di sini