Bacaan Mudah Imam Tarawih di Rumah
Mengimami dengan surat-surat pendek.
“Mas, saya merasa malu menjadi imam tarawih di rumah?”
“Lho, kenapa emangnya?” Tanya saya.
“Saya bacanya qulhu mulu…”
=======
Dengan adanya himbauan tarawih di rumah selama pandemi Covid-19, kegalauan yang dialami salah seorang sahabat saya tadi, bisa jadi dialami oleh banyak orang.
Kenapa malu mengimami dengan bacaan surat pendek?
Padahal, pendapat para ulama’ madzhab Syafi’iyyah justru mengatakan “membaca surat pendek dengan sempurna itu lebih utama dibanding sekedar potongan ayat dari surat yang panjang”.
Rasulullah pernah menegur Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu yang mengimami sholat Isya’ dengan surat panjang, hingga salah seorang makmum memilih membatalkan jama’ah-nya dan sholat sendirian.
صَلَّى مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ الأَنْصَارِىُّ لأَصْحَابِهِ الْعِشَاءَ فَطَوَّلَ عَلَيْهِمْ فَانْصَرَفَ رَجُلٌ مِنَّا فَصَلَّى فَأُخْبِرَ مُعَاذٌ عَنْهُ فَقَالَ إِنَّهُ مُنَافِقٌ.
فَلَمَّا بَلَغَ ذَلِكَ الرَّجُلَ دَخَلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَخْبَرَهُ مَا قَالَ مُعَاذٌ فَقَالَ لَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « أَتُرِيدُ أَنْ تَكُونَ فَتَّانًا يَا مُعَاذُ إِذَا أَمَمْتَ النَّاسَ فَاقْرَأْ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا. وَسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى. وَاقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ. وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى »
Jabir r.a berkata:
“Mu’adz bin Jabal Al-Anshari pernah mengimami shalat Isya dan beliau memperpanjang bacaannya. Maka ada salah seorang di antara kami yang sengaja keluar dari jama’ah, dan lalu shalat sendirian. Mu’adz pun dikabarkan tentang keadaan orang tersebut, dan beliau menyebutnya sebagai seorang munafik.
Kemudian, orang tersebut sowan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengabarkan tentang apa yang dikatakan oleh Mu’adz padanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menasehati Mu’adz, “Apakah engkau ingin membuat orang lari dari agama, wahai Mu’adz? Jika engkau mengimami jamaah, bacalah surat Asy-Syams, Al-A’lā, Al-‘Alaq, atau Al-Lail.” (HR. Muslim no. 465)”
Kita bisa menarik faedah dari hadist tersebut, bahwa Imam diharapkan meringankan jama’ah dengan memilih surat-surat yang tidak terlalu panjang.
Dalam penjelasan terpisah pada hadist-hadist lain yang senada, al-Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa bacaan surat setelah fatihah adalah pada derajat sunnah, sehingga dianjurkan untuk membaca surat-surat yang ringan dan pendek saat mengimami sholat jama’ah.
Beliau menjelaskan:
فِيهِ دَلِيلٌ لِمَا قَالَهُ أَصْحَابُنَا وَغَيْرُهُمْ أَنَّ قِرَاءَةَ سُورَةٍ قَصِيرَةٍ بِكَمَالِهَا أَفْضَلُ مِنْ قِرَاءَةِ قَدْرِهَا من طويلة لان المستحب للقارئ ان يبتدىء مِنْ أَوَّلِ الْكَلَامِ الْمُرْتَبِطِ وَيَقِفُ عِنْدَ انْتِهَاءِ الْمُرْتَبِطِ وَقَدْ يَخْفَى الِارْتِبَاطُ عَلَى أَكْثَرِ النَّاسِ أَوْ كَثِيرٍ فَنُدِبَ مِنْهُمْ إِلَى إِكْمَالِ السُّورَةِ لِيُحْتَرَزَ عَنِ الْوُقُوفِ دُونَ الِارْتِبَاطِ
“Di dalamnya terdapat dalil atas apa yang dinyatakan oleh para ashab (ulama’-ulama’) kami (Syafi’iyyah) dan ulama’ lainnya, sesungguhnya membaca surat pendek dengan sempurna itu lebih utama dibandingkan dengan membaca sebagian ayat dari surat yang panjang. Karena yang dianjurkan bagi seorang qari’ (pembaca) adalah memulai dari awal kalimat yang memiliki kaitan (topik/makna) dan berhenti pada akhir (pembahasannya). Keterkaitan (topik/makna pada potongan ayat) terkadang tidak diketahui oleh mayoritas awam. Maka dianjurkan bagi qari’ untuk menyempunakan (bacaan) satu surat agar terjaga dari berhenti di suatu ayat tanpa adanya keterkaitan (topik/makna).”
(Lihat Kitab Shohih Muslim bi Syarh An-Nawawi, Jilid 4: 174, cet. Al-Mathba’ah al-Mishriyyah bi al-Azhar)
Demikian Bacaan Mudah Imam Tarawih di Rumah, tidak usah ragu atau malu mengimami sholat, meskipun dengan bacaan surat-surat pendek.
Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat dan selamat menjalankan ibadah di Bulan Ramadhan 1441 H.
Penulis: Dr Khoirul Himmi Setiawan, alumnus MA Raudlatul Ulum Guyangan Pati dan pernah menjadi pengurus PCI NU Jepang. Lulusan Jurusan Graduate School of Agriculture di Kyoto University Jepang ini sekarang jadi Peneliti LIPI.