Aset BMT Milik MWC NU Gapura Sumenep Sudah Mencapai 3 Triliun

mwc gapura sumenep

Semalam (Sabtu, 30 Maret 2019), saya diminta MWC NU Gapura Sumenep untuk datang berdiskusi bersama nahdliyyin-nahdliyyat. Kurang lebih 700 orang hadir. Duduk lesehan. Guyub. Mereka mengikuti prosesi khas acara NU: tahlilan bagi almarhumin, parade shalawat Ishari, menyanyikan Indonesia Raya dilanjut Mars Syubbanul Wathan. Mereka hadir bawa bekal sendiri. Setiap Ranting NU datang membawa jamaah dan minimal 100 kotak nasi. Semua dibarter antar Ranting NU dan dibagi-nikmati bersama-sama.

Dari obrolan bersama para pengurus: Mas M Khalqi, Haji Khafifi dan Ketua MWC NU Kiai Syahid serta Rais Syuriah KH. Muhammad Ma’ruf (Ya Allah, beliau ulama sederhana yang saaaangat tawadlu dan bersemangat khidmah di NU meski usianya sudah senja), saya akhirnya tahu jika MWC NU Gapura ini punya program keren.

Sejak 2004, para pengurus MWC NU ini merintis BMT NU (Nuansa Ummat). Modal awal hanya Rp 400.000. Pada 2019 ini, total perputaran uang dan aset yang dimiliki mencapai Rp 3 triliun. Tiga triliun, bukan miliar, gaes. Catet! Wajar apabila MWC NU Gapura menjadi salah satu MWC NU tertajir. Mereka bisa menghidupi dirinya sendiri. Kaya. Punya aset banyak. Mobil dinasnya pun pakai Ertiga. Nyaman dan bergengsi.

Dengan kekayaan nominal ini, mereka kemudian mengembangkan 2 minimarket. Letaknya saling berdekatan. Sama-sama laris. Saya tidak tahu omzetnya. Yang pasti ratusan juta, mungkin juga miliaran saban bulannya.

Bagi saya perkembangan NU di level kecamatan ini harus dikabarkan. Biar memberi semangat bagi MWC NU lain untuk menggerakkan potensi dirinya. Termasuk menepis anggapan apabila orang NU tidak bisa berdikari di bidang ekonomi. Sebab, hingga saat ini banyak sekali orang NU yang nggak pede dengan dirinya dan meragukan potensi sesama orang NU. Akhirnya, di FB pun nyinyir ke sesama warga NU. Menganggap orang NU malas, nggak bisa dimaksimalkan potensinya, dan asumsi negatif lain. Padahal yang bermasalah bukan warga NU, tapi dirinya sendiri. Sering piknik ke jaringan NU level akar rumput dan menjalin komunikasi dengan para muharrik di level Ranting dan MWC membuat kita sadar banyak dinamika positif yang tidak kita tahu.

Jika dilihat berdasarkan grafik, maka perkembangan ekonomi, pendidikan dan gairah keagamaan warga nahdliyyin di level Ranting dan MWC NU semakin dinamis. Banyak MWC NU yang merintis NU-Mart, program kesehatannya jalan, Fatayat dan Muslimat NU nya juga bagus, Bahtsul Masail-nya berjalan dinamis, dan program-programnya juga berjalan dengan baik.

Masalahnya, kita tidak tahu perkembangan ini, lalu hanya melihat NU sebagai organisasi yang lambat tumbuh dan lamban bergerak. Konyolnya, ketidaktahuan atas progresifitas ini malah kita gembar-gemborkan di medsos.

Yang begini harus disebarkan, masak hanya kritik kepada NU yang sliwar sliwer di linimasa FB!

Penulis: Rijal Mumazziq Z, Rektor INAIFAS Jember.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *